Bulog Jawa Barat Resmikan Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah

Redaktur author photo


INIJABAR.COM, Bandung – Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional (Divre) III Jawa Barat. Achmad Ma’mun meresmikan operasi pasar cadangan beras pemerintah (OP-CBP), di empat pasar di Kota Bandung, Senin (27/8). OP-CBP dilaksanakan untuk menekan harga beras yang sudah melebihi harga eceran tetap (HET).
Achmad Ma’mun mengatakan, OP CBP ini digulirkan di seluruh Indonesia sebagai upaya untuk kembali menstabilkan harga besar di pasaran. Khusus di Kota Bandung, didistribusikan untuk Pasar Kiaracondong, Kosambi, Sederhana, dan Andir.
Dia memerinci, saat ini harga beras yang dijual di pasaran sekira Rp 9.600 per kilogram. Padahal, HET beras berada di angka Rp 9.540 per kilogram.
”Khusus untuk beras, yang kita distribusikan adalah medium dan premium. Beras tersebut kita jual dengan harga Rp 9 ribu per kilogram, gula pasir Rp 12 ribu per kilogram, minyak goreng Rp 12 ribu per liter, dan terigu Rp7.300 kilogram,” urainya.
Dengan operasi pasar ini, Achmad berharap, masyarakat tidak terbebani dengan harga beras yang sudah naik di pasaran. Sebab, pada praktiknya, Bulog Jabar juga mendistribusikan gula pasir, minyak goreng, dan terigu. Stok untuk keempat komoditas tersebut sangat melimpah.
Sebagai informasi, teknis dari operasi pasar tersebut Bulog Jabar bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan Polda Jawa Barat.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika menegaskan, operasi pasar ini merupakan antisipasi nyata untuk mengatasi naiknya harga beras di pasaran. Meski untuk sementara waktu, upaya menekan harga tersebut baru digelar di empat pasar: Kosambi, Sederhana, dan Andir.

Dewi mengaku, tidak terlalu khawatir dengan stok beras di Jabar. Sebab,  Jabar menjadi kawasan yang surplus beras. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri jika di empat pasar di Kota Bandung selalu menjadi indikator kenaikan harga. ”Untuk sementara ini empat pasar dulu. Setelah itu ke pasar lainnya,” terangnya.
Analis Senior Divisi Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar Achmad Subarkah tidak memungkiri, kecenderungan akhir bulan ini, harga akan terus naik. Makanya, pihaknya terus berkoordinasi dengan banyak pihak untuk menjaga kestabilan harga.
”Khusus soal beras, memang tahun ini lebih kering dari tahun lalu. Malah sebelumnya ada badai el’ Nino, tapi tidak sekering saat ini. Dan kondisi kering inilah yang membuat puso hingga gagal panen,” ungkap Achmad. (sai)



Share:
Komentar

Berita Terkini