CEO Lipoo Group, James Riady usai diperiksa KPK |
INIJABAR.COM,
Nasional - Perkembangan kasus suap perizinan Meikarta yang berujung
ditangkapnya Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) hingga merembet mengungkap kesaksian Bos Lippo Group, James Riady
ikut diperiksa lembaga anti rasuah tersebut.
Kini KPK pun mensinyalir dalam kasus tersebut diduga
terdapat aliran dana untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di
Jawa Barat. Untuk itu, KPK akan segera melakukan tindak lanjut serta pendalaman
terhadap dugaan tersebut.
Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang mengungkapkan, meski belum
secara pasti uang suap itu mengalir dalam kontestasi Pilkada Serentak 2018 di
Jawa Barat. Namun, dirinya tidak menampik jika perlu adanya penelusuran lebih
lanjut terhadap dugaan tersebut.
”Saya belum melihat itu tapi nanti penyidik akan melengkapi
tapi biasanya kita akan mendalami secara bertahap,” kata Saut di Bandung,
kemarin.
Saat ini, kata Saut, pihaknya terus mengumpulkan barang
bukti terkait kasus suap perizinan pembangunan proyek Meikarta. Selain itu,
penelusuran terhadap dugaan adanya aliran di dalam Pilkada Serentak Jawa Barat
2018 juga dilakukan dengan menggali informasi sejumlah saksi yang dihadirkan
KPK.
”Jadi, untuk ‘dan kawan-kawan’ ini perlu waktu karena KPK
tidak boleh menyebutkan juga di depannya. Makanya selalu merunut pelan-pelan ke
belakang, kroscek lagi baru kemudian kita bisa membuktikannya,” kata dia.
Saut menegaskan, dirinya enggan berspekulasi dan menyatakan
jika telah ada aliran dana yang dipakai dalam proses demokrasi di Jawa Barat
karena memerlukan waktu untuk pendalaman. Selama ini, kata dia, nama-nama yang
kerap disebut pihaknya dalam kasus tertentu nyatanya tidak memiliki peran.
Namun begitu, berdasarkan pengalaman dalam kasus suap maupun
korupsi yang ditangani KPK dan melibatkan kepala daerah, beberapa di antaranya
diketahui mengalir untuk pembiayaan Pilkada. Bahkan, hal tersebut juga pernah
terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat.
”Pernah ada juga beberapa kali di Jawa Barat alirannya untuk
Pilkada. Apakah ada aliran kesana kita akan dalami dulu,” kata dia.
KPK juga telah melakukan pemeriksaan terhadap CEO Lippo
Group, James Riady. Yang diperiksa sebagai saksi terkait dugaan skandal suap
perizinan proyek Meikarta yang menjerat Bupati Bekasi periode 2017-2022, Neneng
Hasanah. James mengaku diajukan 59 pertanyaan oleh penyidik KPK.
Ditemui seusai pemeriksaan, James menegaskan tidak terlibat
dalam kasus tersebut. Dirinya bahkan mengaku tidak mengetahui bahwa ada suap di
balik pemberian izin proyek pembangunan Meikarta.
”Bahwa saya pribadi tidak mengetahui dan tidak ada keterlibatan
dengan kasus suap yang di Bekasi. Itu saja saya bisa berikan pernyataan dan
selanjutnya silakan bertanya ke KPK,” ungkap James di Gedung Merah Putih KPK,
Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa kemarin (30/10).
Kendati demikian, dirinya mengakui sempat melakukan
pertemuan dengan Neneng pada akhir 2017 lalu. Namun, pertemuan itu hanya
sebatas kunjungan biasa lantaran kala itu Neneng dalam kondisi habis
melahirkan.
”Tadi ada pertanyaan juga apakah saya ada bertemu dengan
Bupati. Benar ada, bertemu dengan Bupati, yaitu saat beliau baru saja
melahirkan. Saya tidak prrnah ketemu dengan beliau (sebelumnya),” ungkapnya.
Bahkan, James mengaku pada pertemuan itu bahwa dirinya baru
mengetahui Bupati Bekasi merupakan seorang wanita. “Saya pertama kali baru tahu
bahwa Bupati itu adalah seorang wanita,” tuturnya.
Lebih rinci, James mengaku, pada pertemuan itu ia hanya
sekadar mengucapkan selamat atas lahirnya anak Bupati Neneng. Menurut
pengakuannya, sama sekali tidak ada pembicaraan mengenai proyek Meikarta.
”Karena itu waktu saya diajak untuk mampir hanya sekadar
mengucapkan selamat saja. Saya mampir ke rumah beliau tidak ada pembicaraan
lain. Tidak ada pembicaraan izin, tidak ada pembicaraan bisnis atau apapun
dengan beliau,” bebernya.