Miris, Nenek Ini Hidup di Gubuk Reyot Dengan Belas Kasihan Tetangga Butuh Perhatian Pemkab

Redaktur author photo
Mak Jatah (80) hidup sendiri di gubuk reyot

INIJABAR.COM, Purwakarta - Ditengah gencarnya pemerintah Kabupaten Purwakarta menjalankan program pro-rakyat. Ternyata masih banyak warga pedalaman yang tidak tersentuh bahkan nyaris terlupakan, seperti yang dialami Mak Kayah (80), warga Kp.Sindangsari Rt.05/02, Desa Cileunca, kecamatan Bojong,  Kabupaten Purwakarta.

Wanita renta itu tinggal di gubuk berukuran 5X4 meter yang terbuat dari anyaman bambu, serta ditopang kayu yang sudah keropos.

Kondisi salah satu sudut ruang gubuk Mak Kayah

Di dalam rumah pun kondisinya  hanya ada sebuah ranjang dari bambu lengkap dengan kasur  dan sebuah bantal. Di samping kanan ranjang, dan setumpuk kayu bakar. Jaring laba-laba memenuhi setiap sudut ruangan dan langit kamar.

Di gubuk berlantai tanah itu, Mak Kayah ini sendirian sejak suaminya meninggal 46 tahun silam.

Untuk makan sehari-hari, Nenek Kayah mengandalkan uluran tangan dari tetangga.

Sesekali bantuan datang dari sang anak yang kondisi ekonominya juga serba kekurangan.

"Alhamdulillah, tiap hari suka ada yang ngasih uang atau nasi sama lauk," ujar Nenek Kayah, Sabtu (13/10/2018).

Mak  Kayah sebenarnya memiliki tiga anak dan sudah berkeluarga.

Di penghujung usianya, tidak banyak harapan yang disampaikan wanita renta itu. Dia hanya ingin merasakan tidur di kasur empuk, dengan rumah yang tidak bocor saat hujan, bebas debu dan tidak sumpek. (Cep's)
Share:
Komentar

Berita Terkini