Kuota 30 % Keterwakilan Terasa DIpaksakan, Partisipatif Perempuan di Pemilu Masih Rendah

Redaktur author photo
Anggota Bawaslu Jabar, Lolly Suheti saat sosialisasi pengawasan Pemilu bagi perempuan, Selasa (4/12/2018) kemarin.
INIJABAR.COM, Bandung - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat, Lolly Suheti, menyebutkan elemen masyarakat harus mempunyai pemahaman yang sama terkait pentingnya Pemilu. Salah satunya kalangan perempuan.

Lolly mengatakan, banyak kasus bahwa perempuan masih tertinggal, baik dalam sisi informasi maupun pengawasan partisipatif.

”Kami menganggap perempuan tidak boleh ditinggalkan, dalam konteks perpolitikan perempuan harus diberi ruang dalam mendapatkan akses dan informasi yang sama-sama kuat termasuk dalam konteks melakukan pengawasan partisipatif,” papar Lolly pada acara Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pemilihan Umum Bagi Perempuan. Kemarin.

Perempuan, kata dia, harus aktif dalam pengawasan partisipatif, agar pemilu dapat berjalan dengan baik khususnya dalam hal pengawasan, serta tidak ada alasan perempuan untuk tidak terlibat.

”Perempuan itu ada di level yang paling terdekat, dia ada di rumah, dia ada di lingkungan, aktif diberbagai organisasi kemasyarakatan, sehingga tidak ada alasan perempuan untuk tidak terlibat melakukan pengawasan partisipatif,” tutupnya.

Kegiatan itu pun dipandang salah satu pembicara,Wahidah Suaib, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi aktif Pemilu bagi perempuan di Jabar.

Menurutnya perempuan belum sepenuhnya mendapatkan keadilan yang utuh dan keterlibatan dalam Pemilu masih rendah.

”Sesungguhnya perempuan sudah berperan aktif dalam berbagai kesempatan sudah banyak, namun di dalam penyelengaran Pemilihan Umum keterlibatan perempuan sangat rendah. Contohnya tiga puluh persen keterwakilan perempuan dalam politik, seakan di paksakan,” lanjut Wahidah.

Dia menambahkan, peran perempuan dalam kenegaraan harus di dorong dan tetap konsisten.

”Rendahnya partisipasi ka­rena tidak ada konsistensi yang di tunjukan perempuan serta persaingan dan sentimen antar perempuan yang tinggi,” pungkasnya.

Pihaknya menuturkan kualitas individu perempuan di Indonesia sudah sangat layak untuk berpartisipasi, hanya saja tinggal mendorong untuk lebih berperan aktif.

”Dalam hal individu semua orang ada kelebihan dan ke­kurangan, yang penting itu konsennya yang perlu di per­baiki dalam mengisi peluang tersebut,” tutupnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini