Data Kaki Publik, Angka Siswa Putus Sekolah di Jabar Tembus 37.971

Redaktur author photo

ANGKA putus sekolah di Provinsi Jawa Barat tercatat selama 2018 hingga November mencapai 37.971 siswa, angka tersebut merupakan akumulasi dari angka putus sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di Provinsi Jawa Barat.

Anak yang putus sekolah SD mencapai 5.627 siswa, SMP mencapai 9.621 siswa, SMA mencapai 5.403 dan yang terparah adalah siswa SMK yang sebanyak 17.320 siswa putus sekolah.

Menurut Lembaga Kaki Publik (Lembaga Kajian dan Analisis Keterbukaan Informasi Publik), Angka tersebut sangat mengkhawatirkan, terlebih jika Pemprov Jabar hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, karena pendidikan seharusnya menjadi program prioritas.

Pemerintah yang didalamnya terdapat nasib keberlanjutan bernegara dan berbangsa. Keadaan tersebut diperparah dengan keadaan Provinsi Jawa Barat yang menjalankan kebijakan siswa SMA maupun sederajat harus membayarkan SPP ke sekolah setiap bulan, karena minimnya Subsidi Dana Bantuan Operasional Sekolah dari Pemprov Jabar.

Maka, menurut Kaki Publik, angka putus sekolah tersebut menjadi sesuatu yang harusnya menjadi perhatian bagi Pemprov Jawa Barat.

Minimnya kesejahteraan masyarakat Jawa Barat menjadi masalah utama bagi meningkatnya angka putus sekolah, Kaki Publik mencatat, masih banyak anak didik yang berada di garis kemiskinan.

Karena di Provinsi Jawa Barat, yang menerima dana Program Indonesia Pintar mencapai 1.912.846 siswa. Dari penerima program Indonesia Pintar tersebut, siswa SD di Provinsi Jawa Barat mencapai angka paling tinggi sebanyak 968.499 siswa, sedangkan SMP mencapai hingga 531.945 siswa, SMA mencapai 123.551 siswa, dan siswa SMK mencapai 297.851 siswa yang mendapatkan program Indonesia Pintar.

Menurut Kaki Publik, sudah seharusnya Pemprov Jawa Barat memfokuskan kebijakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, bukan hanya fokus membangun infrastruktur di bagian-bagian yang tidak memiliki manfaat langsung bagi keberlangsungan dunia pendidikan dan terutama pada siwa yang berada di bawah garis kemiskinan di Jawa Barat.

Kaki Publik menilai infrastruktur di Jawa Barat pun sejauh ini tidak merata, lihat saja kabupaten Bekasi yang hanya didtangi pada saat kampanye pilkada, namun nasibnya jugatidak kunjung membaik. Yang terlihat justru sekolah-sekolah yang rusak parah, yang berakibat pada terganggunya proses belajar-mengajar di sekolah.

Penulis;  Adri Zulpianto, Direktur Lembaga Kaki Publik (Lembaga Kajian dan Analisis Keterbukaan Informasi Publik)
Share:
Komentar

Berita Terkini