Tajam, Ini Kritikan Terbaru Rocky Gerung Soal Kepemimpinan Jokowi

Redaktur author photo

INIJABAR.COM, Bandung- Menjadi narasumber di Diskusi Publik bertema
"Kategori Pemimpin Bangsa yang Bisa Mempererat Persatuan Bangsa,” di Ballroom Hotel Ibis, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Senin (4/2/2019). Pengamat politik Rocky Gerung tampil tetap tajam dan kritis.

Pria berkacamata ini menilai, pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk berargumentasi dengan publik yang memiliki pandangan berbeda.

Untuk menutup ruang bagi mereka yang kritis, pemerintah memberlakukan berbagai aturan. Rocky menyebut, hal itu sebagai salah satu contoh cara berpikir ‘dungu” yang tidak sesuai dengan kaidah logika.

“Dari awal, kekuasaan yang dungu takut berhadapan dengan publik sendiri. Supaya tidak berhadapan dengan argumen kritis, dipakailah prinsip aturan. Bikin seminar pakai aturan, masuk kampus ada aturan. Kan kacau," tandasnya. 

Ditegaskan Rocky, narasi “Kami Pancasila” dijadikan alat untuk menyingkirkan pihak yang berbeda pandangan. “Maka dalilnya “Kami Pancasila,” kemudian sepenuhnya di luar sana, non Pancasila (fundamentalis).

Itu menghina. Itu yang tidak dimiliki penguasa, kemampuan berargumentasi," ujar Rocky.  

Lanjut, Rocky juga menilai, pemerintahan Jokowi gagal membuat persatuan di Indonesia.

“Terbelahnya masyarakat menjadi bukti kegagalan Presiden Jokowi membuat persatuan," tandasnya. 

Ia pun mengajak untuk mencari pemimpin yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan kata lain, mencari pemimpin yang mampu melawan kedunguan.

“Kejahatan pemimpin yang sangat tinggi itu adalah pemimpin yang mempertahankan kedunguannya. Sementara, pendidikan itu ada untuk bangsa, agar bisa bagaimana caranya berpikir," tandas Rocky.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini