Bulog Bikin Bangkrut BUMDes di Subang 

Redaktur author photo

inijabar.com, Subang - Bupati Subang dan Kementerian Desa diminta turun tangan karena BUMDes yang sudah mulai berkembang akan hilang pendapatannya dengan kehadiran Bulong menjadi supplier beras BPNT.

Pasalnya beberapa BUMDes di Kabupaten Subang selama ini sudah menjadi supplier beras BPNT.


"Bupati harus turun tangan karena BUMDes yang mulai berkembang dengan menjadi supplier beras BPNT bisa bangkrut," ujar Direktur BUMDes Rancabango, Ahmad Fauzi Ridwan, Jumat (13/9/2019).

Karenan Itu, kata dia, dirinya akan melayangkan surat kepada Bupati Subang dan Kementerian Desa untuk membahas persoalan tersebut. Karena kalau BUMDes ikut dilibatkan menggarap BPNT di setiap desa maka akan bisa membantu meningkatkan PADes.

"Kami sudah berjalan 7 bulan menjadi supplier BPNT," tambahnya.

Harusnya itu menjadi bahan pertimbangan yang kuat bagi berbagai pihak agar BUMDes dilibatkan dalam menggarap program Bansos tersebut. Adapun BUMDes yang belum setel menggarap BPNT bisa berkoordinasi dengan BUMDes yang sudah jalan.

"Mulai dari hal teknis sampai proses kerjasama dengan agen BPNT dan melibatkan para pengusaha penggilingan di tiap desa, itu bisa sharingkan sesama BUMDes," ujarnya. 

Lebih lanjut ia menyampaikan. Kehadiran BUMDes di tiap desa bisa menjadi sumber ekonomi desa. Tapi jika baru saja berkembang sudah dipangkas, maka perkembangannya akan terhambat.

"Untuk jadi supplier gak mudah, harus melakukan komunikasi dan koordinasi berkali-kali dengan berbagai pihak, mulai dari agen, pendamping PKH termasuk KPM," ujarnya.

Setelah jalan, tiba-tiba dengan dalih kebijakan Bulog nyelonong begitu saja dengan tidak melihat proses kesuksesan program BPNT selama ini bisa berjalan.

"Warga senang dengan beras yang kami adakan. Karena berasnya baru digiling dengan kualitas baik," paparnya.

Sementara salah seorang warga Dusun Pungangan, Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Yeye mengatakan. Selama beras dikirim oleh BUMDes para KPM merasa nyaman. Karena kualitasnya sangat jauh dengan beras yang dulu dikirim Bulog.

Ia mengaku sanksi dengan Bulog jika program BPNT berasnya kembali dikirim Bulog. Apalagi ia dengar kabar beras yang dikirim merupakan beras stok.

"Sekarang mah (dikirim BUMDes) berasnya enak. Kita sudah nyaman," katanya.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini