Dewan Ini Kesal RS Mitra Keluarga Sudah Mulai Berani Nolak Pengguna KS

Redaktur author photo

inijabar.com, Kota Bekasi- Anggota DPRD Kota Bekasi, asal Fraksi PAN, Abdul Muin Hafied mengungkapkan rasa kesalnya pada RS (Rumah Sakit) yang terang-terangan mempersulit warga pengguna KS (Kartu Sehat) yang merupakan program unggulan Walikota Bekasi, Rahmat Effendi.

Muin menegaskan, perlu adanya evaluasi yang lebih serius terhadap penggunaan Kartu Sehat (KS) di beberapa rumah sakit swasta, pasalnya ada rumah sakit swasta yang mempersulit pengguna KS.

“Ini kan persoalan nyawa bang, kalau memang itu nggak diterima (KS), ya ditolak saja, bahwa KS itu enggak berlaku, jadi jangan dipersulit kemana-mana,”ujarnya kepada awak media di kantor Fraksi PAN DPRD Kota Bekasi, Jumat lalu (20/9/2019).

Muin menceritakan, salah seorang warganya pengguna KS yang berobat ke Rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur, awalnya disuruh mengurus surat rujukan, setelah mendapatkan surat rujukan dinyatakan tidak perlu dioperasi, padahal sebelumnya pasien dinyatakan oleh dokter harus segera dioperasi.
“Kemaren hari Sabtu mulai masuk disuruh mengurus surat rujukan dari puskesmas, bahkan ke sini (Fraksi PAN), rujukan ke Dinkes semuanya. Yang tadinya pada saat dia bahasanya ini memakai umum, hari itu pun harus dioperasi. Setelah mendapatkan rujukan (menggunakan KS), itu dinyatakan tidak perlu dioperasi,” terangnya.

Terkait hal tersebut, Abdul Muin menyatakan akan segera menemui pihak management rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur guna mendapatkan klarifikasi terkait permasalahan tersebut.

 “Ini serius, saya akan coba nanti untuk bertemu dengan direkturnya, sehingga kalau memang masih mau memakai KS, pakai, kalau enggak akan kita coret,kita hapus. Jadi tidak boleh rumah sakit yang sudah bekerjasama menolak, akhirnya dioperasi di RS.Citra Harapan Indah dengan memakai dana pribadi,”bebernya.

Terkait hal tersebut, dia menilai pihak rumah sakit sangat keterlaluan, karena pada awalnya dokter sudah menyarankan untuk segera dioperasi.

“Inikan sudah keterlaluan, orang sudah stadium dua, sudah mau mati, bahkan dokter menyatakan sudah harus segera dioperasi. Karena ada surat rujukan itu tiba-tiba dipanggil lagi tidak perlu dioperasi gitu lho.Jadi jangan sampai persoalan seperti itu membuat nyawa melayang,ini makanya perlu dievaluasi,” tandasnya.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini