Intan Heran Soal Dugaan Pungli di SMPN 1 Kadisdik Senyap, Ada Apa?

Redaktur author photo
Kadiadik Kota Bekasi, Inayatullah
inijabar.com, Kota Bekasi- Belum ada reaksi dari Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi terkait adanya dugaan pungli di SMPN 1 Kota Bekasi dalam kegiatan study tour Outing Class menimbulkan pertanyaan  dari elemen masyarakat.  Salah satunya dari Ketua Indonesia Figth Coruptipn (IFC) Intan Sari Geny.SH.

Intan menyebut sikap Kadisdik Kota Bekasi, Inayatullah patut dipertanyakan, apakah memang dirinya juga ikut menyetujui adanya mark up pembayaran biaya kegiatan Outing Class.

"Sikap Kadisdik Kota Bekasi tidak jelas dan cenderung membuat publik bertanya-tanya. Ada apa ini Kadisdik kok senyap?,"ucap Intan. Selasa (16/1/2020).

Dirinya juga mensinyalir banyak program sejenis dengan di SMPN 1 Kota Bekasi soal kegiatan ekstra kulikuler seperti study tour atau outing class yang dijadikan bisnis oleh oknum pihak sekolah.

"Kalau Kadisdik membiarkan bisnis sekolah dengan modus outing class. Saya mendesak agar walikota Bekasi segera mencopot Kadisdik,"tegasnya.

Selain itu, Intan menyebut Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 untuk tidak menjadikan kegiatan sekolah ekstra kulikuler sebagai ajang proyek cari untung.

"Kalaupun ada keuntungan harusnya dipikirkan bagaiman membantu siswa yang tidak mampu untuk tetap ikut kegiatan ekskul seperti Outing Class dan lainnya. Ini siswa miskin malah tetap diharuskan membayar meski separuh. Harusnya gratis,"ungkap Intan. Rabu (15/1/2020).

"Kasus dugaan pungli ini akan kami (IFC) laporkan ke Polda Metro Jaya,"tegasnya. 

Sekedar diketahui pada  bulan Oktober 2019 siswa kelas 8 di SMPN 1 Kota Bekasi mengadakan acara Outing Class ke Kota Bandung. Biaya yang dipungut ke siswa sebesar Rp585 ribu.

Namun yang disetor ke pihak Travel hanya Rp485 ribu. Ada kelebihan sebesar Rp100. Jika dikalikan dengan 360 siswa yang ikut sudah mencapai Rp30 jutaan.

Selain itu pihak sekolah juga mengakali konsumsi peserta yang dijanjikan adalah makanan siap saji seperti Hoka-hoka Bento dan Mc Donald. Namun pada kenyataanya siswa kecewa karena hanya diberikan nasi timbel. Dari konsumsi saja pihak sekolah mendapat kelebihan sebesar Rp10 ribu per siswa.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini