Soal Virus Corona, Mahasiswa Indonesia di Wuhan Tegaskan Kondisinya Baik-baik Saja

Redaktur author photo

inijabar.com, Jakarta- Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok cabang Wuhan (PPITW) mengeluarkan press release bertanggal 24 Januari 2020 yang ditandatangani Rifqa Gusmida sebagai sekretaris dan Nur Musyafak sebagai Ketua PPITW.

Dalam rilisnya tertulis, terkait dengan penyebaran virus Corona misterius di Wuhan, China dan banyaknya informasi yang beredar, PPIT Wuhan mengabarkan bahwa:

1. Jumlah Mahasiwa dan WNI di Wuhan 93 orang (per 24 Januari,11.00 waktu Wuhan).
2. Tidak ada laporan WNI di kota Wuhan yang terjangkit virus Corona.
3. Semua mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus.
4. Hampir seluruh kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan masker, sabun cair dan thermometer gratis kepada tiap mahasiswa.
5. PPIT Wuhan selalu berkoordinasi dengan KBRI Beijing, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dan telah bergabung dengan group wechat untuk mempermudah komunikasi dan konsultasi.
6. WNI di Wuhan dimonitor oleh KBRI Beijing tiap saat, KBRI meminta untuk tidak panik.
7. Akses transportasi memang di tutup sementara baik kereta, pesawat, bus dari Wuhan maupun menuju Wuhan untuk mengurangi resiko penyebaran Virus Corona.

8. Pemerintah pastikan supply ke Wuhan tidak terganggu dan supermarket akan tambah stok makanan. Untuk informasi mengenai keadaan di Wuhan dapat menghubungi:Ketua PPIT Wuhan: Nur Mussyafak: +86 156 2389 6756 Kemenlu: Tony W. (+62 821 2377 1163) KBRI Beijing: Ariyanto Surojo (+86 138 1128 4505), Yaya Sutarya (+86 131 4645 3974), Budi Atyasa (+86 135 5223 5327).

Di Wuhan sendiri, PPITW memiliki ranting yang merupakan kampus-kampus di mana mahasiswa Indonesia menimba ilmu. Dan setiap ranting memiliki ketua-ketuanya masing-masing.

Semua itu demi memudahkan koordinasi baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan yang seperti saat ini.

Ketua-ketua ranting tersebut pun siap untuk dihubungi kapan saja. Bisa ditanyakan apa saja tentang kondisi Wuhan saat ini.

Juga tentang kondisi mahasiswa yang masih berada di sana.

"Kami di Wuhan sangat menyayangkan adanya berita yang simpang siur yang beredar di media-media tanah air,"tulisnya.

Berita-berita tersebut tidak mencerminkan kebenaran yang terjadi. Salah satu contohnya adalah berita yang mengatakan bahwa mahasiswa di Wuhan “tidak boleh keluar kamar”.

Berita tersebut tentu saja membuat para orang tua di rumah khawatir. Apalagi kata tersebut dikutip dari pernyataan salah seorang mahasiswa yang berada di Wuhan. Tentu saja menggemparkan. Bukan saja warga di Indonesia.

"Kami juga ikut gempar. Belakangan, setelah dikonfirmasi, ternyata tidak ada statement yang menyatakan “tidak boleh keluar kamar.” Kawan yang menjadi nara sumber mengatakan “nggak berani keluar kamar” . Kata boleh dan berani sangat berbeda artinya .
Dan sudah pasti beda pemahamannya. Berita lain juga beredar tentang mahasiswa asal Jawa Timur yang terjebak di Wuhan dalam kondisi logistik menipis.

Tentu saja berita ini mengagetkan orang. Bahkan Ibu Gubernur Jawa Timur pun ikut mengklarifikasi. Ternyata sumber berita bukan dari rekan Jawa Timur yang berada di Wuhan, tetapi dari sumber lain.

"Dengan sejujurnya saya menyatakan bahwa kondisi kami di Wuhan baik-baik saja. Semua mahasiswa dalam keadaan sehat. Ketersediaan bahan pangan tercukupi. Kalaupun menipis, masih ada supermarket yang buka. Seandainyapun kekurangan dana, kami masih memiliki dana di PPITW yang bisa digunakan untuk berbelanja,"tulis ketua PPTIW Nur Musyafik.

"Kami masih manusia. Kami masih warganegara Indonesia. Kami semua masih saudara, sahabat, anak, dari anda semua,"pungkasnya (*)
Share:
Komentar

Berita Terkini