Wali Kota Bekasi Bilang Soal Data Terus Divalidasi, Dewan Usul Sebaiknya Uang Cash Aja

Redaktur author photo

inijabar.com, Kota Bekasi- Pemerintah Kota Bekasi telah mendistribusikan bantuan sosial berupa sembako untuk tahap pertama kepada warga terdampak covid 19 sejak Jumat (17/4/2020) persis 3 hari sejak pemberlakuan PSBB ( Pembatasan Sosial Bersakala Besar) di Kota Bekasi pada Rabu (15/4/2020).

Di setiap kelurahan dijatah 357 bungkus sembako yang menurut Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi per bungkus nya senilai Rp200 ribu.

Dengan hanya sedikit jumlah KK (kepala keluarga) yang kebagian membuat sejumlah ketua RW dan RT menolak bansos tersebut dengan alasan pasti menimbulkan kecemburuan bagi yang tidak kebagian.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menanggapi hal tersebut mengaku data warga tersebut masih terus divalidasi.

"Kan memang sekarang masih terus di validasi dan update..data nya dinamis. Kemaren data nya di writte off (hapus) dulu 6 ribu bingkisan,"ucapnya.

Rencananya Pemkot Bekasi, kata dia, akan mendistribusikan bansos dari Pemkot Bekasi selama 3 bulan kedepan sejak bulan April hingga Juni.

"Kita rencanakan untuk 3 bulan. Dan anggaran Rp 21 milyar itu untuk 1 kali pengiriman,"tandasnya.

Terpisah, Ketua Komisi 2 DPRD Kota Bekasi, Arief Rahman Hakim menyarankan sebaiknya bantuan Pemkot Bekasi dalam bentuk uang tunai.

"Sebaiknya memang kedepannya diberikan uang tunai saja. Biarkan masyarakat yang belanjakan sendiri ke warung tetangganya dan ini lebih menghidupkan ekonomi di lingkungan warga,"ujar politisi asal PDI Perjuangan ini usai memberikan APD ( Alat Pelindung Diri) ke RSUD Kota Bekasi. Sabtu (18/4/2020).

Selain itu, kata dia, dengan uang tunai yang dibagikan ke warga akan memutus permainan harga oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.

"Kalau uang cash kan setidaknya warga bisa belanja sendiri di warung terdekat dilingkungannya. Selain itu juga memutus dugaan adanya permainan harga sembako oleh oknum tertentu,"pungkasnya.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini