inijabar.com, Kota Bekasi - Menuju eleminasi Tuberkolosis (TBC/TB) 2030, upaya dan kerja keras terus dilakukan Pemkot Bekasi. Salah satunya, lewat sosialisasi Bebas Tuberkolosis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, mengatakan, sosialisasi dilakukan kepada seluruh lurah, kepala puskesmas dan stakeholder, termasuk juga masyarakat luas.
"Saat ini Indonesia masuk urutan ke-3 temuan kasus penyakit Tuberkulosis terbanyak di dunia di bawah India dan China. Dan Provinsi Jawa Barat berada di posisi ke-3 tingkat nasional di bawah Papua dan Banten," ujarnya.
Berangkat dari hal ini, kata Tanti, perlu adanya gebrakan yang dilakukan oleh Pemerintah agar dapat juga memfokuskan perhatianya kepada penyebaran penyakit Tuberkulosis di tengah pandemi Covid-19.
"Kami telah mengeluarkan gagasan atau ide Inovasi Proyek Perubahan yang bertajuk KEBAS TBC Dengan 5T Kecamatan Bebas Tuberkulosis." katanya.
Adapun 5T beserta jenis penemuan itu, lanjut dia, untuk penemuan pasif dengan jejaring layanan TBC (Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat) oleh Tim DOTS, yaitu, tersedianya SK PPM TBC tingkat kecamatan dan kelurahan, tersedianya SK TIM DOTS di fasilitas pelayanan kesehatan, tersedianya SK Protokol Kesehatan TBC.
Sementara penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat (Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat), diantaranya, tersedianya Kartu Kendali Follow Up pemeriksaan laboratorium pengobatan pasien TBC oleh kader TBC pendamping, dan tersedianya Kartu Kendali minum obat pasien TBC oleh kader TBC pendamping.
"Bukan suatu hal yang mudah menjalankan proyek perubahan untuk menekan angka penyebaran Tuberkulosis di Kota Bekasi." ujar Tanti Rohilawati
Salah satu kendalanya adalah pembatasan terkait pertemuan secara langsung dengan adanya protokol kesehatan sehingga para kader dan tim yang mendampingi tidak dapat seterusnya melakukan kunjungan langsung. Namun bisa melalui virtual.
"Bukan hanya itu saja, kita tahu dari segi pendanaan, tenaga dan perhatian semua masih terkonsentrasi kepada kasus pandemi Covid-19," katanya.
Namun, kata dia, di balik kendala-kendala yang dihadapi, pemerintah optimis dengan adanya program ini dapat menekan kasus Tuberkulosis yang ada di Kota Bekasi. (ayu)