Jalur Zonasi Bikin Sekolah Swasta Jadi Kurang Peminat?

Redaktur author photo

inijabar.com, Bandung – Adanya sistem zonasi yang diterapkan oleh pemerintah pusat, berimbas kepada minat siswa yang mendaftar ke SMA swasta berkurang secara drastis.

Ketua Umum Forum Kepala Sekolah SMA Swasta Jawa Barat (FKSS Jabar) Ade Hendriana mengatakan, seharusnya, Pemerintah Provinsi Jabar mempertimbangkan porsi calon peserta didik untuk sekolah swasta dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Dia mengatakan, akibat dampak PPDB ini diakui ada sekolah swasta terpaksa tutup karena kalah bersaing. Bahkan ada sekolah swasta tidak diminati oleh masyarakat. Meski sekolah swasta memiliki segment pasar yang berbeda-beda.

“Banyak orang tua yang memilih sekolah swasta yang diminati dan berprestasi. Sekolah swasta yang tidak diminati makin terpuruk,” kata dia.

Dia mengatakan, sekolah swasta sebetulnya berlomba untuk menjaga kualitas pendidikan. Namun, jika sekolah swasta tidak diminati maka tidak akan ada perubahan.

’’Jadi keadaannya akan membuat SMA swasta itu tidak bisa bertahan lama,’’kata dia.

Dia mengatakan, agar SMA Swasta banyak peminat seharusnya secara aturan aturan PPDB dipersiapkan dengan matang oleh pemerintah. Sehingga, jika siswa yang mendaftar disekolah negeri tidak diterima maka pilihan ketiganya adalah sekolah swasta yang dituju.

’’Jadi khususnya sekolah negeri, tinggal menjalankannya secara konsisten,’’kata dia. 

Kepala Sekolah SMA Guna Dharma ini mengatakan, berdasarkan perhitungan jumlah siswa yang masuk ke SMA negeri di Jawa Barat hanya 34 persen.

Sementara lulusan SMP yang tersisa, sebanyak 66 persen yang merupakan calon siswa SMA/SMK swasta. Akan tetapi, pada pelaksanaannya tidak mempertimbangkan porsi calon peserta didik untuk sekolah swasta.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Nasional Yudhi Hendrayadi., sekaligus Ketua FKSS (Forum Kepala Sekolah Swasta) SMA Kota Bandung mengatakan, tahun ini, sistem zonasi PPDB sangat memiliki efek negatif bagi penerimaan siswa baru di sekolah swasta.

Dia mengatakan, di sekolah SMA Nasional yang dipimpinnya mengalami kekurangan peminat. Bahkan sampai hari ini belum bisa memenuhi target, yakni 3 rombel untuk SMA Nasional. Dia mengaku, biasanya setiap tahun konsisten bisa menerima siswa baru sampai 3 rombel. Padahal waktu pendaftaran tinggal satu minggu lagi ke MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) tanggal 15 Juli 2019.

’’Kuota 2 kelas pun masih belum terpenuhi,” keluh Yudhi.

Yudhi menambahkan, berdasarkan data sekolah di kota Bandung, sekitar 60-70 persen mengalami penurunan.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini