Inijabar.com, Kota Bekasi- Pelaksanan Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bekasi diwarnai isu Covidb19. Sejumlah peserta yang memiliki surat mandat dari OKP (organisasi kepemudaan) terlebih dahulu di Rapid Tes. Selasa (22/12/2020).
Menariknya tersebar isu ada 9 peserta yang dinyatakan reaktif. Artinya orang tersebut harus pulang dan mellaksanakan isolasi mandiri.
"Iya tadi saya dibilang reaktif hasil rapid tes dan disuruh pulang. Tapi saat saya minta hasil tertulis dari rapid tes tadi ga dikasih,"ucap salah satu peserta dari organisasi kepemudaan saya salah satu partai yang tidak mau disebut namanya.
Dia menambahkan, tadi dirinya langsung pulang ke rumah dan melakukan rapid tes ulang dan hasilnya negatif.
"Saya langsung pulang dan merasa was-was dong dibilang reaktif hasil rapid nya. Dan alhamdulillah saat di rapid di rumah hasilnya negatif,"tuturnya.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Arief Rahman Hakim meminta pelaksanaan Musda KNPI Kota Bekasi ditunda. Karena kondisi penyebaran Covid 19 yang sedang tinggi di Kota Bekasi.
"Saya minta ditunda Musda KNPI Kota Bekasi, jangan sampai asa cluster baru Covid 19. Info yang saya dapat, memang ada sejumlah peserta yang terindikasi Covid 19. Ini kan bahaya,"tuturnya.
Arief menegaskan, dirinya tidak mau berspekulasi soal kebenaran dugaan terindikasinya sejumlah peserta Musda KNPI Kota Bekasi. Ini soal keselamatan banyak orang.
"Ini kan untuk keselamatan banyak orang. Musda KNPI Kota Bekasinharus ditunda itu saja pinta saya,"tegasnya.
Sementara dinamika pencalonan KNPI Kota Bekasi mengerucut jadi dua orang yang akan bersaing memperebutkan posisi Ketua KNPI Kota Bekasi.
Padahal diinfokan sebelumnya ada 4 calon yang mendaftar, yang pertama Barito dari AMPG Kota Bekasi, Ahmad Mardani dari HMI, Syahril Mubarok dari AMPI dan Agung Lesmana Sukma dari PMII
Dinamika pemilihan ketua KNPI berubah drastis, salah satu calon yakni Barito mengundurkan diri, dan Agung infonya bakal dibatalkan karena gugur syarat. Tinggal dua calon kuat yang akan bertarung Ahmad Mardani dan Syahril Mubarak.(*)
