inijabar.com, Kota Bekasi- Puluhan Mahasiswa Universitas Mitra Karya dan STIES Mitra Karya kembali menggelar aksi yang sudah berjalan selama tiga hari berturut-turut di gedung Pemerintah Kota Bekasi pada, Kamis (7/7/2022)
Tuntutan peserta aksi masih sama yakni agar Dinas Tata Ruang (Distaru) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi untuk segera memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bekasi.
"Sampai dengan hari ini pihak dari Dinas Tata Ruang maupun Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, sama sekali belum memberikan tanggapan terakit aspirasi yang sudah kita sampaikan,"ucap Korlap aksi Nur Hidayat.
"Saat ini Kota Bekasi masih sangat minim RTH, tentu ini bukanlah suatu hal yang harusnya tidak disepelekan, sebab ini akan berdampak buruk bagi kesehatan, kenyamanan dan kodusifitas Kota Bekasi,"lanjutnya.
Sekedar diketahui, soal RTH merupakan tugas Dinas Tata Ruang (Distaru) bukan Dinas LH Bahkan Wali Kota Bekasi non aktif Rahmat Effendi pada tahun 2020 pernah mengakui hingga saat ini kesulitan menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) 30 persen dari total luas wilayah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan setiap kota ditargetkan memiliki 30 persen RTH. Dari 30 persen, sebesar 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat.
"Saat ini masih 15 persen RTH yang ada di Bekasi. Memang sulit memenuhi angka 30 persen,"ungkap Rahmat Effendi saat itu.
Kesulitan Pemkot Bekasi memenuhi target RTH 30 persen terkait dengan kondisi Kota Bekasi yang luas wilayahnya hanya 210 kilometer persegi. Sementara penduduknya berjumlah 2,7 juta jiwa. Hal itu membuat Kota Bekasi dipadati permukiman.
Salah satu solusi yang dilakukan Pemkot Bekasi untuk memenuhi target 30 persen RTH adalah dengan membeli lahan permukiman menjadi kawasan hijau. Namun, untuk membeli lahan memerlukan biaya besar.(*)
