Apresiasi Resilience and Sustainability Industry Dorong Pelaku Industri Kurangi Emisi Karbon

Redaktur author photo


inijabar.com, Jakarta- Sebagai motor penggerak utama perekonomian Indonesia, sektor industri khususnya pengolahan non migas, terus menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) nasional. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dalam lima tahun terakhir sektor industri tersebut memiliki kontribusi rata-rata terbesar dibandingkan sektor lainnya. Menghadapi tantangan global terkini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menekankan pentingnya memandang pembangunan industri dengan prinsip-prinsip berkelanjutan berdasarkan Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyerahkan penghargaan yang mempertemukan pelaku usaha industri, kawasan industri, dan pemerintah daerah dalam apresiasi terhadap ketahanan industri dan industri yang berkelanjutan. Acara tersebut memberikan 13 kategori penghargaan untuk merayakan kontribusi terbaik dalam sektor ini. 

“Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi luar biasa para pelaku industri yang telah berdedikasi mengembangkan industri nasional yang kuat dan berkelanjutan,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada acara Apresiasi Resilience and Sustainable Industry di Jakarta (11/12/2023).

"Saya berharap para penerima penghargaan dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Dengan demikian, mereka akan lebih aktif dalam menerapkan kebijakan ketahanan dan menciptakan iklim usaha industri yang bertanggung jawab terhadap masyarakat luas," tambahnya.

Pemenang utama dalam kategori ESG industri di luar kawasan industri adalah PT Petrokimia Gresik. Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, menyatakan bahwa penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan urgensi ketahanan dan keberlanjutan industri. 

“Saat ini perusahaan industri sebaiknya tidak hanya fokus pada profit dan laba semata, tetapi juga mendedikasikan perhatian khusus terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Contoh konkret yang dilakukan PT Petrokimia Gresik termasuk pembinaan UMKM, optimalisasi area menjadi desa peternak sapi mandiri, dan kegiatan penghijauan seperti penanaman pohon mangrove di beberapa area," ujar Dwi.

PT Petrokimia Gresik juga mengimplementasikan program dekarbonisasi dengan switching tenaga listrik dari batu bara ke captive power yang lebih ramah lingkungan, salah satunya yakni dengan memasang solar cells 400 kW. Dengan komitmen ini, perusahaan berharap dapat menurunkan sepertiga dari emisi karbonnya pada tahun 2030.

Sedangkan penerima penghargaan untuk kategori kawasan industri baru terbaik pertama diraih oleh Kawasan Industri Kendal Jawa Tengah, yang merupakan perusahaan joint venture antara PT Jababeka Tbk dari Indonesia dan Sembcorp Development Ltd dari Singapura. Dalam kesempatan tersebut, Head of Marketing and Sales Kawasan Industri Kendal Juliani Kusumaningrum mengungkapkan bahwa apresiasi ini memacu perusahaan untuk bisa melakukan lebih baik lagi kedepannya.

“Agar kawasan industri dapat menjadi lebih andal dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan besar untuk mendukung target zero carbon di Indonesia pada 2060, parameter ESG merupakan salah satu parameter yang perlu terus dipertajam. Untuk mendukung hal tersebut, diharapkan pemerintah juga dapat segera menerbitkan regulasi energi berkelanjutan seperti solar panel,” tambahnya.

Kementerian Perindustrian optimis bahwa apresiasi ini dapat menjadi langkah sinergi bagi seluruh pemangku kepentingan, perusahaan industri, kawasan industri, pemerintah daerah, dan pihak lainnya. 

“Dengan mengembangkan kinerja pembangunan berkelanjutan dan memperluas kebijakan ESG, maka diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investor bagi perusahaan industri," tutup Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Eko S. A. Cahyanto.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini