![]() |
Produksi Maggot di Rw 04 binaan Kelurahaan Bojongssri Baru Depok mampu memberdayakan banyak orang. |
inijabar.com, Depok – Guna mengurangi volume sampah, Kelurahan Bojongsari Baru menginisiasi program rumah budidaya Maggot, di Kampung Baru RW 04, Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.
Lurah Bojongsari Baru, Adeyasya Azizah mengatakan, program rumah budidaya Maggot ini merupakan langkah untuk mengurai sampah. Selain itu kata dia, juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.
“Kalau dari sisi nilai ekonomi mungkin tidak terlalu banyak ya. Tetapi yang lebih kita utamakan yakni untuk pengurangan sampahnya dulu, kalau nanti ada nilai ekonominya itu bonus bagi yang mengelola,“ ujarnya kepada wartawan, Senin (16/6/2025).
Dia menuturkan, maggot juga dapat membantu warga untuk pemberdayaan lainnya seperti peternakan, pupuk dan lainnya.
“Jadi dari Maggot ini banyak manfaatnya. Selain bisa mengurai sampah nanti kita pilah-pilih lagi buat jadi pupa yang bisa menghasilkan telur-telur, terus pupa yang mati juga bisa jadi pupuk pakan juga,“ terangnya.
Yasya juga juga mengungkapkan, sejauh ini pihaknya bersama warga sudah menjalani rumah Maggot tersebut sekitar 15 hari dengan bisa menyerap 50 kilogram sampah organik perhari. Selanjutnya dari hasil penyerapan sampah tersebut sudah menghasilkan Maggot yang siap dipanen sebanyak 40 kilogram.
“Kalau panen yang pertama, kami sudah hasilkan dari Maggotnya ini buat pembibitan sekitar 40 kilogram. Terus hasil panen kedua sudah ditimbang di atas 50 sampai 80 kilogram, kalau kita percepat lagi mungkin bisa di angka sembilan sampai 12 hari untuk sekali panen, perputarannya seperti itu,“ ungkapnya.
[cut]
Artinya, kata Yasya, setiap bulannya rumah Maggot mampu panen sebanyak dua kali dengan menyerap sebanyak 1.500 kilogram sampah organik. Maka itu, ia mengimbau kepada warga setempat agar mulai saat ini dapat memilah sampah karena sudah tersedia rumah Maggot yang memang berguna mengurangi sampah organik terutama di rumah tangga.
“Jadi kalau misalnya mereka memang sudah bisa memilah sampah. Sampah organiknya bisa kita tarik ke sini nanti makin banyak lagi Maggot yang akan kita hasilkan, jadi makin banyak juga sampah yang bisa tertangani,“ katanya.
“Jadi kalau misalnya udah punya masing-masing ini, ya targetnya satu rumah bisa punya satu rumah maggot gitu, mau kami seperti itu,“imbuhnya.
Sementara itu, pengelola Rumah Maggot Binaan Kelurahan Bojongsari, Rahmansyah mengatakan, rumah Maggot ini didirikan atas inisiasi yang digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Depok melalui Kelurahan. Dengan bantuan berupa sarana workshop, peralatan, serta pendampingan untuk tiga orang pekerja.
“Jadi kami semuanya bertiga dari warga RW 04, pekerja dua orang dan satu orang lagi, saya koordinatornya. Ada yang bertugas memilah sampah organik dan mengambil pakan dari luar. Dan saya bertugas mengambil telur terus memindahkan dari baby maggot ke tempat pembesaran,“ ujar Rahmansyah.
Dirinya menyebut, untuk setiap bulannya pihaknya rata-rata menerima di atas satu ton sampah dari warga.
“Berarti kan tinggal dikali kan saja berapa yang ikut serta di Kota Depok yang ada rumah maggotnya ini dan sudah berkurang sampah organiknya,“ terangnya.
[cut]
Selain untuk mengatasi persoalan semakin tingginya volume sampah. Dirinya berharap program rumah maggot ini dapat juga mengatasi tingginya angka pengangguran serta mendukung pemberdayaan ekonomi warga setempat.
“Kalau memang program ini berjalan sampai akhir tahun, kurang lebih 8 bulan. Kami berharap ke depan bisa mengembangkan sendiri dari pada hasil budidaya Maggot ini ke usaha lainnya seperti ikan, unggas, sehingga saya juga di lingkungan bisa punya penghasilan atau mendukung ekonomi di wilayah kita sendiri,“ tutupnya. (Risky)