![]() |
Upacara Milangkala Kabupaten Ciamis ke 383 di halaman pendopo Pemkab Ciamis |
inijabar.com, Ciamis- Di Upacara Milangkala Kabupaten Ciamis ke 383 di halaman pendopo Pemkab Ciamis pada Rabu (11/6/2025). Bupati Ciamis Herdiat Sunarya kembali curhat soal kecilnya PAD (pendapatan asli daerah) di wilayahnya yang hanya Rp111 miliar.
"Untuk membangun Ciamis uang sebanyak Rp111 miliar tidak berarti apa-apa, sangat kecil dibanding dengan kota/kabupaten lain di Jawa Barat,"ungkap Herdiat dalam sambutannya. Rabu (11/6/2025).
"PAD kota/kabupaten lainnya, Kota Bogor, kabupaten Bandung, kabupaten Bogor, itu di atas Rp6 trilyun setiap tahunnya,"sambungnya.
Jadi, kata Herdiat, kalau Ciamis ingin maju, Ciamis Sejahtera dengan kondisi seperti ini, itu mimpi.
"Mari sama-sama melihat potensi, menggali potensi yang ada di Kabupaten Ciamis semata-mata untuk kemajuan Kabupaten Ciamis,"tandasnya.
Ungkapan yang bernada pesimis dari Bupati Ciamis Herdiat Sunarya tersebut sudah sering diungkapkannya di depan publik dan media.
Apalagi kondisi anggaran keuangan Ciamis tahun 2025 sedang defisit. Hal ini pernah dikatakan Anggota DPRD Ciamis dari Fraksi Demokrat Erik Kridasetia, bahwa defisit anggaran daerah Ciamis pada tahun 2025 mencapai Rp269 miliar.
Angka ini, kata dia, berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI tahun 2024, yang mencakup sejumlah kewajiban prioritas yang belum terlunasi, seperti utang kepada pihak ketiga, BPJS, Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP), bagi hasil dengan desa, serta Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Faktor politik turut berperan, seperti pengaruh kepentingan politik dalam pengambilan keputusan keuangan, kurangnya koordinasi antar instansi, serta ketergantungan pada kebijakan pusat,” katanya.
Pengamat yang juga praktisi hukum dari LBH Perjuangan Rakyat Andi Muhamad Yusuf mensoroti peran sentralistik Herdiat Sunarya dan dukungan politik dari semua elemen termasuk partai politik membuat kontrol terhadap kinerja pemerintahan daerah menjadi lemah.
"Itulah ketika demokrasi lemah kontrol kepada penguasa jadi lemah. Di sini lah peran oposisi dibutuhkan sebagai penyeimbang atau cek and balance,"ujarnya. Rabu (11/6/2025)
Dirinya juga mempertanyakan keluhan Herdiat soal kecilnya PAD seolah wujud keputusasaan yang seharusnya tidak boleh diungkapkan.
"Konsekwensi menjadi pemimpin untuk menggali potensi pemasukan keuangan daerah di wilayahnya. Bukan malah curhat terus,"katanya.
Herdiat harus mampu memaksimalkan sumber daya alam di Ciamis dan juga meningkatkan sektor pariwisata untuk menambah PAD.
"Sebaiknya hilangkan curhat-curhat seperti itu dan segera cari wakil bupati nya,"tandasnya.(*/diki)