Soal Pencurian di Asrama Haji, Rekrutmen Pegawai Musiman Disoal

Redaktur author photo
Ilustrasi

inijabar.com, Kota Bekasi- Pencurian barang di lingkungan Asrama Haji Kota Bekasi Jawa Barat terus terjadi terutama saat momen jamaah ibadah haji.

Ironis nya kejadian pencurian barang tersebut setiap tahun terulang kembali. Adapun barang yang dicuri seperti handphone, sampai uang pegawai pun ikut jadi sasaran.

Meski sudah diklarifikasi oleh Kepala UPT Asrama Haji Perwakilan Provinsi Jawa Barat, KH Munif Maksum di media online. Namun kejadian tersebut disorot LSM Titah Rakyat yang mendesak Kepala UPT Asrama Haji Jawa Barat mengevaluasi keberadaan petugas musiman yang bekerja sebagai petugas pada UPT Asrama Haji.

"Kepala UPT harus tegas lekukan evaluasi, termasuk proses rekruitmen calon petugas dan petugas musiman yang sudah ada," ujar Wakil Ketua LSM Titah Rakyat,Teguh, Jumat (20/6/2025).

Teguh juga menyatakan, jika pencurian di lingkungan asrama haji Jawa Barat terus terjadi, dan dianggap hal biasa. Maka Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Asrama Haji Jawa Barat untuk dievaluasi kinerjanya.

"Jika kejadian serupa terus terulang, layak dievaluasi juga pengurus Asrama Haji khususnya kepala UPT nya,"ketusnya.

Sekedar diketahui, pencurian terjadi di lingkungan UPT Asrama Haji Embarkasih Bekasi pada Senin dini hari, 16 Juni 2025. Pelaku diduga merupakan salah satu tenaga musiman yang bekerja selama musim haji tahun ini.

Dari informasi yang dihimpun, pelaku sempat terekam kamera saat masuk ke kamar korban. Namun, rekaman video tersebut telah dihapus tak lama setelah kejadian, menyisakan tanda tanya besar terkait upaya penghilangan jejak.

"Rekrutmen yang tertutup seperti ini rawan disusupi kepentingan. Ketika hasilnya justru melanggar hukum dan merugikan orang lain, siapa yang bertanggung jawab? Ini bukan sekadar soal pencurian, tapi soal tata kelola yang lemah," ujar Teguh.

Teguh menambahkan, pihaknya sejak awal telah mengamati pola rekrutmen di lingkungan UPT tersebut yang kerap memunculkan kecurigaan publik. "Bukan hanya tidak transparan, tapi juga tertutup terhadap pengawasan. Maka jangan heran kalau tenaga yang masuk malah bikin masalah," tandasnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini