Aksi Demo Dukung Warga Cluster Neo Vasana Tuntut Akses Musholla Ar Rahman

Redaktur author photo

inijabar.com, Kabupaten Bekasi - Ratusan massa yang mendukung warga Cluster Neo Vasana, menggelar aksi damai menuntut pembukaan akses menuju Mushola Ar-Rahman, yang telah dibangun oleh warga setempat.

Terpantau, long march dari Masjid Raya Kota Harapan Indah menuju Bundaran Harapan Indah, dilanjutkan ke kantor PT Hasana Damai Putra (HDP) atau Damai Putra Group (DPG), Sabtu (20/9/2025).

Aksi yang melibatkan 200-250 massa itu, merupakan puncak kekecewaan atas buntunya mediasi yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun. Musholla yang rampung 80 persen tidak dapat digunakan, karena pengembang tidak berkenan membongkar pagar untuk akses.

Bendahara Yayasan Ar-Rahman Vasana Neo Vasana, Vicky Subhata mengungkapkan, mediasi resmi telah dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu di Kantor Kecamatan Tarumajaya, Resto Bebek Kaleyo, dan terakhir di Hotel Santika.

"Sempat yang tanggal 3 Oktober, ada keputusan yang hampir disepakati tokoh dan ulama. Mereka memberikan opsi lahan 5.000 meter untuk masjid," ujar Vicky.

Namun, menurut Vicky, saat warga menyepakati dan meminta penggunaan mushola yang sudah dibangun sambil menunggu pembangunan masjid baru, pihak DPG justru mengubah penawaran. 

"Tiba-tiba mereka beritikad baik akan memberikan mushola sebesar 6x6 atau 10x10 yang dibangun mereka sendiri. Ini jadi dilema, kenapa dari empat tahun baru sekarang?" keluhnya.

Ia turut memohon kepada Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, untuk membantu permasalahan ini. Karena menurut Vicky, mungkinhanya pemerintah daerah pusat yang mampu membantu permohonan pembukaan akses.

"Kami juga sudah menyampaikan surat ke Pak Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, kami mohon suara wargamu ini bisa didengar dan dari beliau bisa membantu untuk bisa membuka akses," harapnya.

Sementara itu, Ketua Orator Aksi, Arif menegaskan, bahwa warga merasa dipermainkan dalam proses mediasi yang berlarut-larut.

"Buat apa mereka keluarkan uang untuk bangun lagi di dalam? Kenapa tidak buka akses saja? Apapun permintaan syarat mereka kita siap penuhi, kami cuma minta akses pintu kecil saja," katanya.

Arif mengaku, tidak lagi percaya pada janji-janji DPG terkait pembangunan mushola dalam tiga bulan ke depan.

"Sudah terlalu lama kami meminta, mediasi terus, dialog terus tidak ada ujungnya. Buka saja aksesnya, kebutuhan kita ibadah," tegasnya.

Di tempat yang sama, Koordinator Aksi, Iwan, mengonfirmasi bahwa aksi akan berlanjut jika tidak ada respons positif dari manajemen DPG.

"Pokoknya deadline tujuh hari. Jika tidak menemukan kesepakatan, dalam tujuh hari ke depan kami akan demo lagi dengan massa yang lebih besar," ancamnya.

Iwan menambahkan, pihaknya akan menyusun kekuatan dengan melibatkan berbagai elemen seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Masyarakat, dan unsur mahasiswa.

"Tuntutan kita naikkan, dari akses pintu hanya tiga bulan kita akan minta permanen dan akan terus dilakukan sampai berjilid-jilid," pungkasnya.

Diketahui, saat aksi berlangsung, tidak ada perwakilan dari pihak DPG yang menemui massa aksi, sehingga tuntutan disampaikan melalui orasi di depan kantor perusahaan sampai aksi damai selesai dan massa membubarkan diri.(Pandu)

Share:
Komentar

Berita Terkini