![]() |
Ilustrasi |
inijabar.com, Kota Bekasi - Benny Tunggul yang dikenal sebagai tokoh di Bekasi Timur yang juga mantan anggota Tim Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Walikota Bekasi di era Rahmat Effendi ini mengeluhkan kualitas pelayanan pengurusan KTP di Kecamatan Bekasi Timur.
Dia mengalami sendiri pelayanan di kecamatan Bekasi Timur yang tidak memuaskan selama dua hari berturut-turut. Ia menyoroti praktik penyerahan tanggung jawab pelayanan, kepada siswa Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Benny Tunggul menceritakan pengalamannya saat mengurus pergantian KTP yang rusak di Kecamatan Bekasi Timurnpada Kamis dan Jumat (18-19/9/2025).
"Kamis, 18 September saya ke kantor kecamatan mengurus pergantian KTP yang rusak. Di ruangan bagian kependudukan dan KTP menanyakan untuk pergantian, staff memberitahu sampai jam 11. Dari dalam ruangan salah satu staff menyampaikan besok saja," ujar Benny, Jumat (19/9/2025).
Keesokan harinya, Benny kembali datang namun merasa mengalami pengalaman yang lebih buruk, seperti perlakuan tidak menyenangkan dan terkesan 'dilempar-lempar'.
"Jumat, 19 September kembali ke kantor Kecamatan Bekasi Timur. Kembali ke ruangan bidang kependudukan dan KTP bertemu dengan PKL dan tidak bisa menjawab. Di ruangan staff menyampaikan dengan tidak sopan, 'tanya ke depan'. Begitu ke depan, pelayan front office menjawab dengan melempar ke siswa PKL," jelasnya.
Benny juga mengkritik sistem pelayanan, yang seharusnya menurutnya dikerjakan jajaran yang lebih profesional, namun menyerahkan tanggung jawab kepada siswa PKL.
"Pelayanan front office dengan santainya melempar pelayanan ke siswa PKL. Siswa PKL yang menumpuk di sudut ruangan memberikan informasi dan pelayanan, dengan komunikasi dan pelayanan tidak menyenangkan," kritiknya.
Dia juga menyoroti sikap petugas, yang dinilai tidak profesional, saat ia datang dan menunggu hingga 30 menit, namun menurut Benny malah bermain telepon genggam.
"Sementara pegawai pelayanan office dengan santainya main HP selama 30 menit. Budaya kerja baru di Pemkot, dahulu ASN lempar tugas dan tanggung jawab kepada tenaga kerja kontrak, sekarang P3K lempar tanggung jawab ke siswa PKL dalam pelayanan publik," ungkapnya.
"Siswa PKL tidak punya kompetensi dalam pelayanan publik, apalagi tupoksi yang menjadi mempertanggungjawabkan tugas dan KPI. Bukannya pelayanan terselesaikan, malah kesan terpingpong menjadi andalan pelayanan di Kecamatan Bekasi Timur," tambah Benny.
Benny menyarankan, perlunya peningkatan kapasitas pelayanan di seluruh kecamatan di Kota Bekasi, terutama yang bersinggungan dengan pelayan masyarakat Kota Bekasi.
"Sungguh sangat excellent pelayanan publik Kota Bekasi, perlu camat se-Kota Bekasi dilakukan peningkatan kapasitas pelayanan excellent service," katanya dengan nada sarkastis.
Menanggapi keluhan tersebut, di tempat terpisah, Camat Bekasi Timur, Fitri Widyati, menyampaikan permohonan maaf dan berkomitmen menindaklanjuti laporan ini.
"Terima kasih atas masukannya, kami akan menindaklanjuti laporan ini. Kecamatan Bekasi Timur berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya," pungkas Fitri
Dengan adanya komitmen dari Camat Bekasi Timur untuk menindaklanjuti keluhan ini, diharapkan kualitas pelayanan KTP dan dokumen kependudukan lainnya, dapat segera diperbaiki untuk memberikan kepuasan optimal kepada masyarakat. (Pandu)