Walikota Cimahi sedang memberi penghargaan pada seniman |
INIJABAR.COM, Cimahi
– Ketua Lembaga Kesenian Cimahi (Lekci), Dede Syarif, mengungkapkan
kekecewaanya usai menghadiri pelaksanaan Anugerah Seni dan Budaya Kota Cimahi,
di Tekhnopark, Jalan Baros Kota Cimahi.
Selain itu, Dede menegaskan, pelaksanaan acara dianggap
prematur, dalam gelaran ini juga ada berbagai kesalahan yang dilakukan panitia.
Salah satunya adalah adanya aturan calon penerima anugrah
yang harus mendaftarkan diri. Padahal, seharusnya calon penerima anugrah
didaftarkan oleh masyarakat atau pelaku seni.
”Akhirnya setelah ada desakan dari berbagai lembaga seni
budaya se-Kota Cimahi akhirnya konsep diubah. Tapi setelah konsep berubah ada
beberapa kategori yang dihapus, diantaranya pedalangan dan musik modern,”
katanya.
Kesalahan yang paling utama adalah penentuan pemenang penghargaan.
Seharusnya sebuah penghargaan diberikan kepada pelaku seni yang sudah
memberikan kontribusi kepada daerahnya baik secara sosok, pertokohan atau hasil
karyanya serta sejauh mana pengaruh dari hasil karyanya itu terhadap perubahan
lingkungan di masyarakat.
Namun yang terjadi pada penganugrahan kali ini, ada beberapa
nama yang diluar dari konteks atau kriteria yang biasa.
”Nama tokoh-tokoh tersebut muncul secara tiba-tiba, padahal
mereka sama sekali tidak dikenal. Domisili dan kontribusi serta karya orang itu
juga, kita tidak tau,” katanya.
Menurut Dede Syarif, selama ini pihak disbudparpora hanya
berinisiatif sendiri dalam pelaksanaan acara. Pihak dinas tidak pernah sama
sekali meminta pendapat atau membicarakan penganugrahan ini kepada para pelaku
seni budaya di Cimahi yang sebenarnya lebih paham.
”Kami malah sempat mendorong Dewan Seni Budaya (DSB) untuk
maju kedepan memberikan masukan kepada pihak pemerintah,” ujarnya.
Bahkan, DSB sempat melakukan protes terhadap pemerintah
terkait kriteria kelayakan peserta yang memperoleh penghargaan. Dan awalnya
pihak DSB tidak akan turut campur dalam acara ini. Namun, belakangan diketahui
malah DSB merekomendasikan beberapa nama kepada pihak panitia untuk menerima
penghargaan.
”Sekarang nama yang diusulkan malah jadi pemenang. Kan lucu.
Saya berpikir ada konflik kepentingan di sini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan,
Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, Ero Kusnadi membantah,
pelaksanaan Anugrah Seni dan Budaya Kota Cimahi terlalu dipaksakan karena hanya
untuk menyerap anggaran saja. Sebab, sebelum acara digelar, pihaknya, sudah
mempersiapkannya secara maksimal dengan melibatkan akademisi dan para pelaku
seni yang ada di Cimahi.
”Konsep yang kita bangun adalah hasil dari koordinasi dan
konsultasi dengan beberapa pihak, terutama dengan Institut Seni Budaya Indonesia
(ISBI),” ungkapnya.
Kendati demikian, Ero mengakui, memang gelaran acara
tersebut masih banyak kekurangan, lantaran baru pertama kali dilaksanakan.
Namun, pihaknya sudah berupaya secara maksimal agar acara berjalan sukses.
”Sebenarnya kita juga melibatkan Kelurahan untuk mengusulkan
dan merekomendasikan seniman dan budayawan yang ada didaerahnya untuk ikut
diseleksi dalam rangka pemberian anugrah ini,” bebernya.
Saat disinggung terkait adanya kritikan dari berbagai pelaku
seni, Ero mengatakan, semua orang bisa berpendapat apapun, namun apabila masukan
itu positif maka, pihaknya akan menerima semua masukan yang datang sebagai
bahan koreksi dan evaluasi yang akan dilakukan pada kegiatan yang akan datang.
Sedangkan terkait adanya nama peroleh penghargaan yang belum
berkontribusi terhadap Cimahi, bahkan namanya tak dikenal sama sekali, Ero
menegaskan, semua penerima penghargaan sudah melalui seleksi yang ketat. Sebab
penerima penghargaan harus orang yang berdedikasi dan mempunyai loyalitas yang
tinggi dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya di Kota Cimahi.
Selain itu, para penerima anugrahe juga harus orang yang
berkontribusi terhadap pelestarian seni itu sendiri dan yang lebih penting
mereka juga harus konsisten dan berprestasi.
”Secara penuh hak yang menentukan pemenang ada ditangan tim
seleksi, kita hanya penyelenggara saja. Kita sebagai pemerintah hanya dalam
konteks mengapresiasi karya, prestasi dari seniman dan budayawan dalam pelestarian
dan pengembangan seni dan budaya di Kota Cimahi,” pungkasnya.