![]() |
Rakernas ke 4 BKMT |
inijabar.com, Jakarta - Pemberdayaan perempuan melalui majelis taklim, menjadi fokus utama Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), dalam menghadapi tantangan pembangunan nasional.
Hal tersebut ditegaskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-4 BKMT, yang digelar di Asrama Haji Embarkasi Jakarta, Jakarta Timur, Jumat (26/9/2025).
Dengan mengusung tema 'Memberdayakan Umat Membangun Negeri', event yang berlangsung 25-28 September 2025 itu dihadiri ratusan perwakilan BKMT dari seluruh Indonesia, sebagai momentum strategis program kerja periode 2026-2031.
"Saya menyampaikan rasa syukur dan bangga atas inisiatif ibunda kami Profesor Tuty Alawiyah, yang mendirikan BKMT ini. Sehingga sampai saat ini menjadi majelis taklim terbesar di Indonesia," kata Ketua Umum BKMT, Syifa Fauzia, saat memberikan sambutan.
Dengan jumlah yang didominasi 95 persen perempuan, Syifa menegaskan, majelis taklim tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar mengajar, tetapi harus memiliki peran yang lebih luas dalam pembangunan bangsa.
"Untuk itu, yang tadinya terpisah antara majelis taklim dengan majelis taklim yang lainnya disatukan lewat wadah BKMT," papar Syifa.
Dalam rakernas tersebut, BKMT merumuskan tiga agenda strategis. Pertama, penguatan nilai-nilai kebangsaan sebagai warisan pendiri BKMT. Kedua, perencanaan program strategis dan kerja sama untuk periode 2026-2031. Ketiga, optimalisasi sumber daya manusia BKMT yang tersebar hingga pelosok Indonesia.
"Kalau saya pergi ke daerah bertemu dengan para gubernur, para bupati dan wali kota, banyak sekali ibu-ibu bupati, ibu-ibu wali kota yang menjadi ketua-ketua BKMT di daerah," ungkap Syifa bangga.
Sementara itu, Dewan Pembina BKMT yang juga Senator DPD RI dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta, Dailami Firdaus, menekankan pentingnya BKMT mengambil peran sebagai mitra strategis pemerintah.
"Insyaallah BKMT akan semakin kuat, semakin kompak, dan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," ujar Dailami.
Dailami mengapresiasi kepemimpinan Syifa Fauzia, yang berhasil membawa BKMT berkembang hingga memiliki anggota di pelosok Indonesia. Ia berharap, rakernas dapat merumuskan program kerja terbaik untuk kemajuan organisasi.
Di tempat yang sama, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, turut memberikan dukungan terhadap peran strategis BKMT.
"Mari sama-sama kita jaga ruh perjuangan Profesor Tuty Alawiyah untuk kebaikan umat, masyarakat, dan bangsa," ajaknya.
Yandri mengungkapkan, potensi kolaborasi BKMT dengan pemerintah, dalam mengatasi masalah di tingkat desa. Dengan 75.266 desa di Indonesia dan 200 juta penduduk tinggal di desa, peran BKMT sangat dibutuhkan.
Salah satu program yang ditawarkan adalah kolaborasi dalam program Desa Bersinar (Bersih Narkoba), untuk mengatasi peredaran narkoba yang telah merusak generasi muda di desa-desa.
"Saya mengajak BKMT untuk berkolaborasi dan mengambil peran, agar masyarakat bisa menghindari narkoba, termasuk melalui dakwah-dakwah yang dilakukan," pungkas Yandri.
Rakernas BKMT ke-4 itu diharapkan mampu memperkuat posisi organisasi, sebagai kekuatan pemberdayaan umat sekaligus mitra strategis pemerintah dalam membangun Indonesia yang lebih baik. (Pandu)