INIJABAR.COM – Mungkin
menjadi tim Paskibra Nasional awalnya sebuah mimpi bagi gadis asal Bandung ini.
Ya dialah Tarrisa Maharani Dewi, salah satu tim paskibra Nasional.
Beberapa temannya di SMAT Krida Nusantara Bandung, yaitu Aditya,
Gentar, Rizki dan Faikar, menyatakan, perjuangan Tarrisa menjadi tim Paskibra
Nasional cukup berliku dan penuh rintangan.
Keempatnya adalah saksi yang melihat perjuangan Tarrisa
mulai masuk seleksi paskibraka sekolah sampai tingkat Kota. Mereka
mengungkapkan banyak hal yang telah dilalui Tarrisa sejak awal seleksi tingkat
kota sampai provinsi.
Mulai seleksi administrasi, wawancara, tes ilmu pengetahuan
umum, tes ilmu pengetahuan paskibraka, PBB sampai kesenian.
Gentar mengatakan, Tarrisa Maharani Dewi sempat terkendala dalam tahap
administrasi di Bandung, karena beberapa persyaratan semisal dokumen Tarrisa
yang bukan domisili Bandung Jawa Barat.
"Untuk bisa izin latihan Tarrisa harus terlebih dahulu
mengurusi surat-surat perizinan kepada pihak sekolah," ujar Gentar seperti
dilansir Tribun Jabar saat ditemui di
SMAT Krida Nusantara Bandung, Sabtu (18/8/2018).
Selain itu, Tarrisa Maharani Dewi juga harus belajar Bahasa
Sunda dan menari tarian daerah semisal Jaipong sebagai syarat kesenian bahwa
dia perwakilan dari Jawa Barat.
Menurut Gentar, Tarrisa Maharani Dewi juga tekun mempelajari
bahasa sunda dan menari tersebut.
Kurang lebih selama tiga bulan Tarrisa harus menahan
mengikuti semua rangkaian latihan seleksi bertahap tingkat kota, provinsi, dan
nasional.
Tarrisa pun sempat jatuh sakit selama tiga hari pada saat
mengikuti seleksi di tingkat Provinsi Jawa Barat.
Menurut Gentar, Tarrisa orang yang pantang menyerah,
demikian pada akhirnya Tarrisa pun bisa masuk lulus seleksi hingga di tingkat
nasional.