INIJABAR.COM, Cimahi - Dosen Ilmu Hubungan Masyarakat Universitas
Padjadjaran, Anwar Sani, menilai, Pemerintah Kota Cimahi masih kebingungan untuk
menentukan City Branding yang cocok dan dapat merepresentasikan kebutuhan
Cimahi.
Anwar menambahkan, kebingungan itu terlihat dari pergantian
branding Cimahi dari Cimahi Smart City ke Cimahi Creative City dalam waktu
singkat.
“Dari yang saya lihat, perpindahan konsep branding dari
Smart ke Creative itu sangat singkat, jadi mana yang benar sebetulnya. Mana
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah, sebetulnya harus digali
lagi,” katanya, Kamis (16/8/2018).
Menurut dia, City Branding itu tentunya harus bisa dirasakan
oleh semua warga Kota Cimahi, tanpa terkecuali, dan kemudian dibuktikan. Dengan
pergantian branding dalam sekejap, juga menjadikan arah perkembangan Cimahi
menjadi tidak jelas.
“Misalnya Smart City, apakah Cimahi sudah se-smart itu?
Smart itu apa indikatornya? Apakah teknologinya atau apakah layanan publiknya.
Pembuktian ke masyarakatnya itu seperti apa, jangan asal membuat branding tapi
tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tuturnya.
Lantaran ketidakjelasan dan kebingungan pemerintah, ia
menganggap Cimahi masih belum siap menentukan city branding yang tepat,
disesuaikan dengan kebutuhan dan visi dari pemimpin Cimahi.
Agar tidak terlalu kebingungan, Anwar meminta pemerintah
bisa mengonsep dan melakukan kajian dengan baik mengenai city branding yang
nantinya menjadi wajah Kota Cimahi.
“Banyak step yang harus dilakukan, misalnya melakukan kajian
yang komprehensif, menentukan ciri khasnya, serta memberikan injeksi internal
mewakili generasi muda dan generasi tua. Yang terakhir dan terpenting, yaitu istiqomah. Jangan
buru-buru mengganti city branding tapi belum ada bekasnya,” jelasnya.
Anwar juga meminta Pemerintah Kota Cimahi tidak menjadikan
Cimahi sebagai alat percobaan, karena Cimahi ini milik bersama. Sebab, bila
diamati, setiap ganti pemimpin biasanya ganti konsep.
’’Kalau begini nantinya Cimahi tidak punya identitas. Kalau
sudah jelas, kita baru bisa dapat pengakuan dari luar, misalnya dari pendatang
maupun investor yang masuk ke Cimahi,” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Komunikasi Informasi
Kearsipan dan Perpustakaan (Diskominfoarpus), Tubagus Yandi, pihaknya akan
mencari konsep City Branding yang cocok dan tepat bagi Cimahi dengan cara
melaksanakan forum group discussion (fgd).
“Tadi baru memperkenalkan pada SKPD, biar ada masukan dari
mereka apa yang cocok jadi konsep city branding Cimahi,” ujarnya.
Namun, untuk membuat konsep city branding harus membutuhkan
anggaran lumayan besar. Sehingga harus diajukan terlebih dahulu dan dimasukan
kedalam APBD termasuk membentuk tim perumus untuk melakukan berbagai kajian.
’’Ada juga tim kecil yang nanti dibentuk, isinya ada
akademisi, perwakilan SKPD, bahkan masyarakat,’’ jelas dia.