Polisi Bilang Tewasnya Pengunjuk Rasa di PG Rajawali Karena Penyakit Asma

Redaktur author photo

INIJABAR.COM, Indramayu– Aksi unjuk rasa petani tebu di PG (Perusahaan Gula) Rajawali Jatitujuh, Majalengka  sempat ricuh antara pendemo dengan aparat keamanan. Kamis (27/9/2018).

Sedikitnya 276 personil gabungan yang terdiri dari anggota Satreskrim, Sat Intelkam, Satlantas dan Satsabhara serta dari anggota Polsek dan Polres Indramayu dan Majalengka dibantu dari Kodim 0617/Majalengka, 

RIbuan masa petani tebu yang menamakan diri FKAMIS (Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan) Kabupaten Indramayu mendatangi Kantor  PG Rajawali yang berlokasi di wilayah kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Mereka menolak adanya MoU penggarapan lahan tebu dengan cara kemitraan karena akan merugikan masyarakat dan dengan adanya kerjasama PG Jatitujuh dengan pihak Inkopad Kartika untuk pelaksana unit usaha perkebunan tebu, maka akan lebih menyengsarakan masyarakat sekitar lahan HGU.

"Hentikan segala bentuk kegiatan yang di lakukan oleh PG Rajawali Jatitujuh karena perjanjian garap HGU dengan Perhutani tidak jelas pada lahan pengganti hutan yang di janjikan akan segera di urus tetapi sampai saat ini belum tersedia lahanya."teriak para pengunjuk rasa.

Dengan adanya pemasangan plang Perjanjian Kerja Sama dengan pihak Inkopad untuk Unit Usaha perkebunan tebu di atur oleh Induk Koperasi Kartika Inkopad ( Induk Koperasi Angkatan Darat) dengan pihak PT PG Rajawali II , akan lebih menyengsarakan masyarakat sekitar Lahan HGU PG Jatitujuh.

Sempet ricuh antara pendemo dan aparat kepolisian, sampai mengeluarkan  gas air mata,. Dan salah satu pendemo bernama Sukra, pingsan lalu dibawa ke UPTD Puskesmas Jatitujuh, dan ahirnya meninggal dunia. Sukar diketahui warga asal desa Lemah Ayu, kecamatan Kertasmaya, kabupaten Indramayu.

Saat dikonfirmasi pihak Polres Indramayu  di Puskesmas mengatakan, kematian Sukra diduga akibat terkena penyakit asma, yang sudah lama diderita,(Sai)
Share:
Komentar

Berita Terkini