Nenek Ini Hanya Pasrah Lihat 3 Puterinya Yang Alami Lumpuh Layu Sejak Puluhan Tahun

Redaktur author photo
Uwa Pungut (70) hidup bersama 3 puterinya yang mengalami lumpuh layu sejak puluhan tahun.
inijabar.com, Kabupaten Bekasi- Ironis ditengah begitu pesatnya pembangunan gedung-gedung pencakar langit di Kabupaten Bekasi, ternyata masih ada warganya yang kesulitan akses kesehatan dan sosial.

Seperti yang dialami seorang nenek renta berusia 70 tahun ini bernama Uwa Pungut, yang harus menanggung beban hidup memiliki tiga anak yang semuanya menderita lumpuh layu puluhan tahun lamanya.

Suami Uwa Pungut yang bernama  Sailan sudah lama meninggal dunia. Nenek ini berharap adanya bantuan dari pemerintah dan para dermawan untuk meringankan beban hidupnya dan ketiga putrinya.

Uwak Pungut tinggal  di Kampung Pegadungan Kavling, Desa Pantai Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

Diceritakan Uwa Pungut, anaknya yang pertama bernama Marsini (50), telah mengalami lumpuh layu sejak berusia 12 tahun.

Kemudian anak kedua  bernama Mariah (46), mengalami hal yang sama. Secara perlahan tubuhnya lemas dan kemudian lumpuh seperti kakaknya.

Kelumpuhan terjadi setelah Mariah melahirkan anak pertamanya.  Sedangkan putri ketiganya bernama Mardiana (36) juga mengalami kelumpuhan ketika tengah mengandung delapan bulan.

Akibat kelumpuhan itu, Mardiana yang telah dikarunia empat orang anak ini hanya bisa mengandalkan anak-anaknya untuk mengurusi kebutuhannya sehari-hari.

"Saya berharap ada bantuan dan perhatian dari pemerintah terhadap orang-orang miskin seperti saya. Selama ini ada yang banyak bertamu, ditanya-tanya, lalu difoto dan setelah itu tidak datang lagi, " ungkap uwa Pungut seraya meneteskan airmata.

Sejak suaminya meninggal dunia, Uwa Pungut mengungkapkan, musibah selalu datang silih berganti. Setelah ketiga putrinya menderita lumpuh layu sekarang kedua matanya mulai tidak melihat. Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari, ia hanya mengandalkan anak dan menantu.

"Rumah ini juga milik menantu saya, karena sebelumnya tinggal di Kampung Pal yang tidak memadai lagi untuk kami tinggali bersama. Dari dulu kehidupan saya dan anak-anak susah, tapi setiap kali ada bantuan dari pemerintah, keluarga kami selalu dilewati," bebernya di rumah tumpangannya di Pegadungan Kapling, Desa Pantai Makmur.

Salah satu menantunya mengakui, semua orang se desa sudah mengetahui ada orang lumpuh. Bahkan kata dia, beberapa instansi dari pemerintahan juga pernah mengunjunginya tetapi kelanjutannya tidak ada. (*)

Share:
Komentar

Berita Terkini