Dalam foto yang dimuat terlihat Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai, dan unsur wakil Ketua DPRD yakni Heri Koswara dari PKS dan H.Edy dati Golkar. Pada pertemuan tersebut kedua pihak membicarakan soal revitalisasi pasar Jatiasih.
Namun sejak pertemuan tersebut hasil pembahasannya belum diterima oleh anggota DPRD Kota Bekasi di Komisi 1 dan 3.
Mensikapi hal itu, anggota Komisi 1 DPRD Kota Bekasi, Lily Haryoso mengaku tidak dikasih tahu hasil pembahasan soal revitalisasi pasar Jatiasih antara pimpinan dewan dengan Dinas Indag.
Dirinya menilai soal revitalisasi pasar tradisional harus dikaji terlebih dahulu secara teknis dari mulai lokasi TPS, lalu andalalin dan kebersihan lingkungannya benar-benar dikaji dan itu harus melibatkan anggota dewan yang lain kalau soal perijinan dan investasinya di Komisi 1 lalu kalau retribusi nya Komisi 3.
"Kita belum dapat hasil resmi pembicaraan antara pimpinan dewan dengan kepala dinas Indag,"ujar nya. Jumat (10/5/2019).
Soal pungutan uang kios yang sudah dilakukan pihak kontraktor (PT.MSA) terhadap pedagang untuk membangun TPS. Lily terheran-heran dan balik bertanya.
"Loh jadi kontraktor kas bon dong sama pedagang untuk bangun kios,"ujarnya seraya mengaku akan memanggil pihak kontraktor dan dinas terkait ke Komisi 1.
Pertemuan Pimpinan Dewan dengan Dinas Indag Kota Bekasi menjadi bahan pembicaraan sesama anggota dewan terkait revitalisasi pasar Jatiasih.
Terpisah, Ketua Indonesia Fight Corruption (IFC) Intan Sari Geny berjanji jika pimpinan dewan main mata soal revitalisasi pasar Jatiasih akan melaporkannya ke KPK.
"Biar aja nanti kalau sudah dipanggil KPK baru pada nangis deh tuh pimpinan dewan."ancam Intan.(*)
*)