Kasubdit Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Sebut Erosi Gunung Galunggung Masih Rendah

Redaktur author photo

inijabar.com, Bandung Barat- Kasubdit Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Nia Haerani mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap erupsi Gunung Tangkuban Perahu.

"Saat ini kami terus memantau perkembangan aktivitas gunung tangkuban parahu. Kami tetap pemutakhiran data, baik itu data kegempaan, data visual. Kemudian kami juga membuat evaluasi tingkat aktivitas tangkuban parahu," ucap Nia di lokasi pemantauan Gunung Galunggung. Jumat (26/7/2019).

Lanjut Nia, gempa Gunung Tangkuban Perahu pasca erupsi terus mengalami penurunan. Bahkan cenderung dalam keadaan normal.  Meski begitu, Nina tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tetap berada di radius aman dari Gunung Tangkuban Perahu.

"Tingkat aktivitasnya tetap level 1, Normal. Rekomendasi saat ini masyarakat tidak beraktivitas dalam radius dua km dari kawah tangkuban parahu," ujar Nia seperti dilansir rmol.

Saat disinggung terkait adanya suara dentuman, Nia menambahkan, pihaknya tidak mendengar sama sekali dentuman sebelum atau saat erupsi. Pasalnya, kekuatan erupsi masih terbilang rendah.

"Saya tidak mendengar. Skalanya kecil. Tidak mendengar dentuman. Karena energinya kecil tidak ada dentuman. Ditutup sementara sampai evaluasi," pungkasnya.

Perlu diketahui sebelumnya, telah terjadi erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 15:48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini