Gubernur Jabar; Di Era 4.0 Hanya Profesi Yang Bersifat Problem Solving Bisa Bertahan

Redaktur author photo

inijabar.com, Bandung- Memasuki era industri 4.0 menjadi tantangan bagi profesi arsitek. Untuk itu para arsitek harus beradaptasi dengan kebutuhan zaman yang berubah secara dinamis. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Tantangan zaman makin besar.

"Kalau saya titip pesan kira-kira jangan pasif di zaman yang serba dinamis. Kita harus jadi arsitek yang sangat aktif, tidak bisa menunggu tapi juga proaktif," ujar Ridwan Kamil seperti dilansir rmol. Rabu (18/9/2019).

Selain itu, kata dia, dimensi-dimensi baru harus juga bisa diadaptasi. Ada isu 4.0, ada isu inklusif, Architecture Without Walls.

"Ini saya kira salah satu semangat bahwa yang harus dilayani arsitek tidak hanya mereka yang mampu membayar tapi juga pihak-pihak yang ber-kesusahan,"bebernya.

Sebagai orang yang memiliki latar belakang arsitek, Ridwan Kamil mengajak para arsitek Indonesia untuk memiliki semangat inklusivitas.

"Satu hal yang jadi renungan saya, profesi arsitek adalah profesi yang umurnya panjang. Dalam revolusi industri 4.0, di mana pekerjaan-pekerjaan rutin akan digantikan oleh robot, oleh hitungan internet, oleh artificial intelegent, oleh Internet of Think (IOT), dan seterusnya," paparnya.

Dia menambahkan, para arsitek dapat menjawab tantangan zaman pada masa depan. Karena, profesi yang akan bertahan pada masa depan merupakan profesi yang bersifat problem solving.

"Yang bertahan dalam revolusi besar di 4.0 ini adalah profesi-profesi yang problem solving profession," tandasnya.
Share:
Komentar

Berita Terkini