Pengerjaan Kereta Cepat Masih 30 %, Gubernur Jabar Sebut Kendala Pembebasan Lahan

Redaktur author photo

inijabar.com, Jakarta- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil  menghadiri rapat koordinasi (rakor) terkait percepatan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) Luhut Binsar Pandjaitan.

"Posisi pembebasan lahan sudah 99,06 persen, kemudian konstruksi sudah 30-an persen. Jadi, jadwal masih ditetapkan 2021 beroperasi," ujar Ridwan Kamil  di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jl. MH Thamrin No. 8, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Terkait persoalan kendala yang dihadapi dalam proses pembangunan adalah soal pembebasan lahan. Meski begitu, kendala terkait administrasi di pengadilan dan negosiasi besaran ganti rugi itu tersisa kurang dari satu persen.

Dia juga menjelaskan keringanan pajak untuk para investor dan keringanan sewa lahan negara. Menurutnya, bahwa keringanan pajak diberikan melalui insentif Tax Holiday dan pembebasan PPN.


Adapun terkait insiden ledakan pipa Pertamina di lokasi proyek yang ada di Cimahi pada 22 Oktober lalu, pria yang akrab disapa kang Emil menjelaskan, peristiwa tersebut tidak memengaruhi proses pengerjaan proyek oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

"Itu sudah ditindaklanjuti. Ada salah prosedur dari KCIC tidak melakukan permohonan pendampingan dari Pertamina. Pertamina 'kan punya SOP, (misalnya) kalau menggali ada jarak sekian meter dari pipa. Ini tidak didampingi saat pelaksanaan," tuturnya.

"Untungnya Pertamina sudah membuat pipa pararel, sehingga suplai minyak dan BBM tidak ada masalah. Dan saya kira itu (insiden ledakan pipa) tidak menghambat (proses pengerjaan proyek), karena pipanya sudah dimatikan," kata Ridwan Kamil.

Dia mengimbau PT KCIC agar selalu melakukan aktivitas pengerjaan proyek khususnya di kawasan Pertamina dengan supervisi dari PT Pertamina.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung sendiri diharapkan akan memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung, menjadi hanya 46 menit.

Nantinya, terdapat empat stasiun yang menyokong jalur kereta cepat ini yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar dengan struktur 13 terowongan.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini