inijabar.com, Karawang-Pengamat Politik dan juga praktisi hukum H. Solihin mempertanyakan kapasitas terpilihnya Dirut RSUD Karawang dr Fitrah Herdiana. Dia menyebut Bupati Karawang Cellica Nurachdiana sedang memainkan politik balas jasa saat Pilkada 2020 lalu dengan menempatkan sejumlah mantan pendukungnya di beberapa posisi strategis.
"Cellica-Aep memposisikan timses nya pada posisi-posisi strategis karena untuk mengakomodir kepentingan partai-partai pendukungnya serta tim sukses yang belum dapat jatah jabatan,"ungkapnya pada wartawan Kamis (3/6/2021).
Terpilihnya dr.Fitrah Herdiana sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Karawang disinyalir bentuk nepotisme.
"Beliau ini siapa? Apa kontribusi nya pada Kabupaten Karawang? Apakah karawang sudah tidak ada lagi yang lebih kompeten dan jelas track record nya ketibang beliau ini?,"ujar H.Solihin.
"Saya menduga ada nepotisme yang terjadi dalam pemilihan Dirut RSUD ini,"tegasnya lagi.
"Dari info yang saya dapat, beliau ini adalah sepupunya Bupati dan baru saja menjadi PNS/ASN 1 tahun yaitu pada 2020 melalu CPNS 2019. Bagaimana mungkin orang baru 1 tahun jadi PNS langsung diangkat sebagai Dirut RSUD kalau bukan karena atensi dan syahwat kekuasaan Bupati?,"tanyanya keheranan.
Ditambahnya lagi, kata Solihin, kinerja nya sebagai Jubir Gugus tugas pun Gagal Total mengingat terus meningkatnya angka konfirmasi penyebaran Virus Covid 19 di kabupaten karawang.
Seharusnya Bupati dan Wakil Bupati ini berhati-hati dalam mengambil segala keputusan, Sebab saat ini kinerja mereka berdua sedang menjadi sorotan, menuju 100 Hari kinerja mereka.
"Jika sudah begini, saya yakin akan banyak gejolak yang terjadi dalam peringatan 100 Hari kerja mereka nanti,"ungkap Solihin
H. Solihin juga menegaskan, pemilihan Dirut RSUD ini bukan hanya sekedar permainan belaka, karena inilah rumah sakit yang paling terjangkau oleh semua kalangan masyarakat ini jadi jangan di politisasi.
"Saya tantang Bupati dan Wakil Bupati Karawang untuk buka-bukaan soal ini, selain kebijakannya tersebut sepertinya sudah mengkhianati rakyat Karawang, keputusan ini juga sangat merendahkan perjuangan para ASN dan Tenaga Kesehatan yang lain, khususnya bagi mereka yang jauh lebih senior dari seorang dr.Fitra," tegas H.Solihin.(pik)