Inijabar.com, Kota Bekasi - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi Tedi Hafni, saat dikonfirmasi Inijabar.com terkait kelangkaan minyak goreng di lapangan menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasikan dengan dinas Provinsi Jawa Barat dan juga dengan para produsen serta distributor yang ada untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan menggelar operasi pasar.
"Terkait kelangkaan minyak gorengnya, kami sudah mengajukan kebutuhan untuk operasi pasar, baik di pasar tradisional atau ritel," tegas Tedi.
Saat ditanya apakah kelangkaan minyak goreng tersebut ada indikasi penimbunan yang dilakukan oleh sejumlah pihak. Secara tegas Tedi menampiknya.
Menurutnya, saat ini pihaknya rutin melakukan pengecekan ke pabrik dan gudang bersama Polres Metro Bekasi Kota.
"Sampai saat ini kami belum menemukan adanya indikasi ke arah sana. Karena kami rutin melakukan pengecekan ke pabrik dan gudang dan mudah-mudahan hal tersebut tidak terjadi," katanya.
Ia menjelaskan, sebelumnya Kota Bekasi mendapatkan bantuan Corporate Socia Responsibility (CSR) dari perusahaan untuk minyak goreng sebanyak 15.000 ribu liter dan BUMN sebanyak 12.000 ribu liter dan sudah disalurkan ke sejumlah Kelurahan di Kota Bekasi secara bertahap.
"Beberapa waktu yang lalu, Kota Bekasi juga mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan dan BUMN terkait minyak gorengnya tersebut," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah meminta kepada Pemerintah untuk mengalokasikan minyak curah ke pasar tradisional, seperti Pasar Baru Bekasi, Pasar Kranji dan Pasar Kranggan bagi para pedagang.
"Minyak curahnya baru turun di Pasar Kranji sebanyak 5.000 ribu liter dan sudah disalurkan kepada pedagang," aku Tedi.
Sedangkan untuk bulan puasa dan mengantisipasi kelanggkaan minyak goreng, rencananya Disperindag Kota Bekasi akan bekerjsama dengan sejumlah perusahaan akan mengadakan pasar murah di 12 Kecamatan.
"Kami berencana akan mengadakan pasar murah di bulan ramadhan hingga menjelang lebaran untuk menjual beras, minyak goreng dan gula," pungkasnya.(giri)