Rembuk Stunting Sebuah Gerakan Upaya Cegah Stunting di Ciamis

Redaktur author photo


Kabid Kesmas Dinkes Kab.Ciamis dr. Eni Rochaeni 


inijabat.com, Ciamis- Acara Rembuk Stunting sebuah program gerakan bersama cegah stunting masyarakat kabupaten Ciamis menuju zero new stunting tahun 2024, kegiatan ini dilaksanakan di gedung aula Setda Ciamis pada Jumat (25/8/2023).


Menurut Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Ciamis dr. Eni Rochaeni, bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang dan tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.


“Stunting itu disebabkan dari pengasuhan anak yang kurang baik, kurangnya akses air bersih dan sanitasi serta kurangnya akses terhadap makanan bergizi,” ucapnya.


Eni menjelaskan,  dengan menselaraskan perencanaan intervensi penurunan stunting di setiap sektor secara integrasi dalam rangka memastikan intervensi penurunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien, dengan sasaran yang prioritas untuk 1000 HPK, anak usia sekolah dan remaja dan keluarga berisiko.


“Melalui rembukan stunting dengan menghadirkan semua elemen terkait, diharapkan mampu dikerjakan oleh setiap elemen tersebut dalam upaya penanganan  ini, sehingga mampu berperan lebih optimal,” ungkapnya.


“Peran pentahelix dan kecamatan sangat berpengaruh atas berjalannya program tersebut, sukses dan tidak nya tergantung dari keseriusan dari semua elemen yang terlibat, pihak kecamatan harus mampu melakukan koordinasi yang baik dengan pihak kabupaten, juga peran pentahelix bisa sosialisasi melalui Germas, penyuluhan melalui media bahkan menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko,” jelasnya.


“Meskipun angka stunting kabupaten Ciamis itu sudah di bawah angka prevalansi nasional dan Jawa Barat, namun harus tetap mendapat perhatian, karena berdasarkan hasil SSGI ada peningkatan 2,6% di tahun 2022, artinya masih ada cakupan layanan esensial dan layanan pendukung lainnya, oleh karena itu laju penurunan stunting harus dioptimalkan pada tahun 2023 dan 2024,” paparnya.


“Intervensi spesifik dan sensitif harus benar-benar dijalankan dengan baik, pengetasan stunting harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan PKK, tokoh agama, ibu-ibu posyandu dan pentahelix, peran stackholder harus ditingkatkan lagi untuk menangani sasaran-sasaran prioritas, untuk mengejar 14% di tahun 2024 kegiatan yang dikerjakan harus dilakukan kolaborasi dan inovasi daerah, melalui pawang hati bucin, Germas,dan si Keren Hallo Cinta,” pungkasnya.(edo)

Share:
Komentar

Berita Terkini