![]() |
Ilustrasi |
SEORANG pensiunan pejabat di sebuah daerah dalam obrolan nya mengaku saat dirinya menjabat sering mendapat penghargaan (award). Namun, kata dia dari sekian banyak penghargaan yang diterima nya harus mengeluarkan biaya yang dikordinir sebuah Event Organizer (EO).
Pengakuan jujur tersebut diungkapkannya untuk menunjukan bahwa ada bisnis dalam Penghargaan. Dua kalimat yang berbeda tafsir, tetapi saling terkait.
Penghargaan merupakan pengakuan atas pencapaian atau prestasi, sedangkan bisnis adalah kegiatan ekonomi yang bertujuan mencari keuntungan.
Penghargaan bisa menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan visibilitas dan reputasi bisnis, serta memberikan motivasi bagi karyawan.
Memenangkan penghargaan dapat meningkatkan kesadaran dan citra positif bisnis di mata publik, termasuk pelanggan, investor, dan mitra bisnis.
Penghargaan, baik dalam bentuk pengakuan publik maupun insentif lainnya, dapat meningkatkan moral dan motivasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja bisnis secara keseluruhan.
Penghargaan juga dapat menjadi pembeda Anda dari pesaing, memberikan nilai tambah yang dapat menarik pelanggan dan investor.
[cut]
![]() |
Ilustrasi |
Mengutip tulisan Kang H.Idea yang berjudul, 'Bisnis Penghargaan Abal-abal' yang dituturkan dalam laman media sosialnya menceritakan.
Enam tahun yang lalu ketika baru mulai berkarir di holding company dari grup perusahaan Jepang yang lumayan besar, staf saya mengoper panggilan telepon pada saya.
Penelepon memberi tahu saya bahwa presiden direktur kami akan dianugerahi penghargaan, dan kami diminta melengkapi dokumen. Presiden direktur saya bergaul cukup luas di Indonesia. Tapi, karena saya masih baru, saya tidak tahu persis apa saja kiprahnya.
Saya tanya si penelepon, pimpinan saya diberi penghargaan untuk kiprah apa? Dia gagap, tidak bisa menjawab. Saya tanya lagi, kamu tahu apa soal presiden direktur kami? Dia tidak bisa menjawab. Lalu telepon ditutup. Saya sadar bahwa ini bukan lembaga pemberi penghargaan yang benar.
Kemarin saya menemukan pesan tak terbaca di Instagram saya. Pengirimnya Award Magazine. Mereka juga pakai nama Majalah Penghargaan atau Pusat Prestasi Indonesia. Persis seperti kontak kepada presiden direktur saya dulu, mereka akan memberi saya penghargaan bernama "Inspiring Professional & Leadership Award 2021". Saya senyumin saja.
Ini adalah lembaga abal-abal, memberi penghargaan abal-abal, untuk mencari uang. Penerima penghargaan diminta membayar, lalu dibuatlah acara seremoni penyerahan penghargaan.
Acara di hotel, makan-makan, foto-foto. Semua ongkos acara ditanggung secara kolektif oleh para penerima penghargaan. Tentu saja tak semua biaya yang dibayarkan oleh penerima penghargaan habis dipakai untuk acara. Penyelenggara mendapat sebagian dari dana itu. Itulah bisnis mereka.
Apa kriteria pemberian penghargaan? Tidak ada. Maksudnya tidak ada hal lain selain uang. Kalau Anda sanggup membayar, mereka akan berikan penghargaan apapun namanya. Yang penting Anda memberikan keuntungan bagi mereka.
[cut]
![]() |
Ilustrasi |
Siapa yang diberi penghargaan? Mereka menyasar orang-orang penting, seperti pejabat daerah, termasuk presiden direktur saya tadi. Saya pun mungkin mereka anggap penting. Penting itu artinya mereka perkirakan sanggup membayar tagihan mereka.
Siapa yang mau diberi penghargaan abal-abal ini? Banyak. Mereka tentu saja bukan manusia abal-abal, karena pada level dan bidang tertentu mereka sukses. Yang abal-abal adalah mental mereka.
Orang-orang ini haus pengakuan. Meski sudah mentereng sebagai pebisnis sukses, akademisi dengan gelar doktor, pejabat negara/daerah, mereka merasa masih kurang keren. Maka mereka tak segan membayar untuk menerima penghargaan. Ada juga yang benar-benar polos, tak sadar bahwa mereka sedang ditipu.
Yang menawari saya ini boleh dibilang lembaga abal-abal tingkat rendah. Yang lebih tinggi levelnya lebih canggih mainnya. Mereka misalnya bisa menghadirkan pejabat negara, misalnya menteri, untuk hadir menyerahkan penghargaan. Tentu saja ongkosnya lebih tinggi.
Ada pula penghargaan dari lembaga adat, atau keraton. Mereka memberi nama adat atau gelar adat kepada seseorang, atau banyak orang secara kolektif.
Tidak hanya di tingkat lokal, di tingkat internasional juga banyak. Jangan heran kalau ada bupati, wali kota, atau gubernur pamer penghargaan dari luar negeri, padahal kerjanya tak jelas. Ada kemungkinan itu penghargaan berbayar.
Bagaimana menilai sebuah penghargaan itu sahih atau tidak? Saya kebetulan menjadi sekretaris yayasan sains yang memberi 3 jenis penghargaan setiap tahun. Bedanya jelas: kami tidak menarik bayaran kepada penerima penghargaan. Sebaliknya, kami memberi mereka hadiah uang. Tentu saja ongkos perjalanan dan menginap saat mereka datang menerima penghargaan kami tanggung.
[cut]
![]() |
Ilustrasi |
Dipikir pakai dengkul saja sudah jelas, kok. Sini yang terima penghargaan, kok sini yang mesti bayar.
Namun demikian ada juga penghargaan yang penerimanya tidak harus bayar. Yakni diperoleh dengan penilaian yang objektif dan terukur.
Kesimpulannya, akhirnya penghargaan menjadi kesadaran moral, bahwa penghargaan sejati lahir secara natural atau original dari institusi, kelompok atau individu dengan prestasi yang terukur dan objektif tanpa harus memaksa publik dalam kebohongan terorganisir.
Ditulis: Maulana M. Ibrahim-Praktisi Literasi