Kasus Kematian Balita di Sukabumi, STPI Sebut Pasien TBC Perlu Pendampingan

Redaktur author photo
Raya (3) balita di Kab.Sukabumi yang meninggal dengan penuh cacing di dalam tubuhnya.

inijabar.com, Jakarta- Kasus meninggalnya balita bernama Raya (3)  di Kabupaten Sukabumi yang tubuhnya dipenuhi cacing gelang diduga akibat Tuberkolosis (TBC) disesalkan STPI (Stop TB Partnership Indonesia).

Peristiwa ini menunjukkan bahwa penanganan TBC tidak cukup hanya dengan pemberian obat, melainkan membutuhkan pendampingan menyeluruh yang mencakup aspek medis, sosial, gizi, dan administrasi.

Direktur Eksekutif STPI, dr. Henry Diatmo menyatakan, pihaknya menyayangkan tragedi tersebut

"Kasus ini adalah alarm keras bahwa pasien TBC, terlebih anak-anak, memerlukan perhatian khusus. Mereka tidak hanya membutuhkan obat, tetapi juga gizi yang cukup, akses identitas dan jaminan kesehatan, serta lingkungan yang mendukung proses penyembuhan. Tanpa pendampingan komprehensif, risiko gagal sembuh atau bahkan kehilangan nyawa akan tetap tinggi,"tuturnya. Jumat (22/8/2025).

Pihaknya menilai kasus di Sukabumi menggambarkan kegagalan sistemik dalam memastikan layanan kesehatan dasar, pendampingan pasien, serta edukasi gizi dan sanitasi kepada masyarakat. 

"Anak tersebut bahkan terkendala administrasi kependudukan sehingga tidak bisa langsung memanfaatkan layanan jaminan kesehatan,"ujarnya.

STPI mendorong pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk;

1. Memastikan akses layanan tanpa hambatan administrasi pasien TB tetap harus dilayani meski menghadapi masalah kependudukan.

2. Menerapkan pendampingan pasien secara menyeluruh, termasuk dukungan gizi, monitoring pengobatan, hingga edukasi keluarga.

3. Menguatkan program kesehatan masyarakat, seperti pemberian obat cacing massal, edukasi sanitasi dasar, dan pemantauan gizi anak di wilayah rawan.

4. Mengintegrasikan data kependudukan dengan layanan kesehatan agar tidak ada pasien yang terhalang mendapatkan hak pengobatan.

5. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dan pemerintah desa untuk secara aktif mengawasi kondisi kesehatan warganya, khususnya kelompok rentan.

6. Meningkatkan edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, agar pencegahan dan deteksi dini dapat berjalan lebih efektif.

STPI menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah, tenaga kesehatan, dan organisasi masyarakat sipil dalam memperkuat pendampingan pasien TBC. 

"Tidak boleh ada lagi anak yang kehilangan nyawa akibat lemahnya sistem pendukung,"tandas dr.Henry.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini