![]() |
Mohamad Hasyim Achmad saat mendampingi Presiden Soekarno saat tiba di Bekasi dalam rapat akbar di alun-alun Bekasi pada 8 April 1956 |
SAAT menyampaikan sambutannya di Hari Jadi Kabupaten Bekasi ke 75, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bekasi harus menghimpun para akademisi untuk menuangkan sejarah Kabupaten Bekasi secara komprehensip dan tertata dengan baik.
Kalimat yang dilontarkan Dedi Mulyadi tersebut diucapkan di hadapan Anggota DPRD Jabar saat Rapat Paripurna HUT RI ke 80 dan Hari Jadi Kabupaten Bekasi ke 75.
Bekasi adalah kota pejuang. Ada ribuan pejuang di Bekasi selain KH.Noor Ali yang sudah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.
Ada salah satu diantaranya bernama Mohamad Hasyim Achmad yang merupakan seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dari Kabupaten Bekasi, sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Urusan Veteran No. 186/B/Kpts/MUV/1962 tanggal 31 Oktober 1962. SK tersebut ditandatangani oleh Menteri Urusan Veteran RI, Brigjen Sambas Atmadinata.
Mohamad Hasyim Achmad Ditempa di Barisan Pelopor dan Poetera
![]() |
Mohamad Hasyim Achmad |
Pria kelahiran Cibitung, 19 April 1920 ini memulai perjuangannya pada era pendudukan Jepang dengan bergabung sebagai Komandan Barisan Pelopor Cibitung, yang pimpinan pusatnya adalah dr. Muwardi. Barisan Pelopor merupakan sayap pemuda dari Jawa Hokokai yang diketuai oleh Ir. Sukarno. Di Barisan Pelopor, Hasyim Achmad belajar tentang kemiliteran meski dengan peralatan sederhana seperti senapan kayu dan bambu runcing.
Ketika Sukarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan Mas Mansoer membentuk Poetera (Poesat Tenaga Rakjat), Hasyim Achmad turut bergabung dan menjadi Ketua Poetera Cibitung.
Peran Vital dalam Proklamasi
Menjelang proklamasi, Hasyim Achmad mendapat perintah dari Barisan Pelopor pusat untuk membentuk pasukan, mengumpulkan senjata, dan mengerahkan massa untuk aksi menuntut kemerdekaan. Dia menyusun barisan massa di desa-desa dan melakukan penggembosan kekuasaan Jepang di wilayah Cikarang, Cileungsi, Karawang, hingga Indramayu.
[cut]
Setelah proklamasi 17 Agustus 1945, Hasyim Achmad dan pasukannya diperintahkan untuk menurunkan bendera Jepang dan mengibarkan bendera Merah Putih di berbagai tempat. Mereka juga melucuti senjata Jepang dan mengambil alih kekuasaan di Tambun, Cikarang, Cibarusah, Karawang, Rengasdengklok, dan daerah lainnya dalam waktu seminggu.
Hasyim Achmad juga bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API) pimpinan Wikana dan Chaerul Saleh. Ia turut menjaga keamanan Bung Karno dan Bung Hatta serta memobilisasi massa untuk Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945.
Angkat Senjata dan Berpolitik
Hasyim Achmad bergabung dengan Biro Perjuangan di bawah Kementerian Pertahanan. Pada Juni 1947, Biro Perjuangan dan TRI disatukan menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan ia terus berjuang melawan penjajah hingga Belanda meninggalkan Indonesia.
Selain berjuang di medan perang, Hasyim Achmad juga aktif di dunia politik sebagai Ketua KNI Kecamatan Cibitung (1945-1950).
Membentuk dan Membangun Bekasi
Setelah perang, Hasyim Achmad beralih ke dunia politik dan pemerintahan. Ia menjadi salah satu pelopor pembentukan Kabupaten Bekasi dan menjabat sebagai anggota DPRD/DPD Kabupaten Bekasi. Puncak kariernya adalah sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi (1960).
Pada 8 April 1956, ia turut menyambut kunjungan Presiden Sukarno ke Bekasi bersama Bupati Sampurno Kolopaking.
Dunia Bisnis dan Kontribusi untuk Perjuangan
Hasyim Achmad juga seorang pengusaha. Sejak usia 18 tahun (1938), ia telah menjalankan bisnis yang hasilnya digunakan untuk membiayai perjuangan pasukannya. Ia mendirikan sejumlah perusahaan dan aktif di organisasi bisnis.
[cut]
Penghargaan dari Pemerintah
Atas jasanya, Hasyim Achmad mendapat Tanda Penghargaan dari Dewan Harian Daerah 'Angkatan 45' Provinsi Jawa Barat pada 17 Agustus 1992. Penghargaan berupa Pemancangan Bambu Runcing di Pusaranya sebagai eksponen perjuangan '45.
Hasyim Achmad wafat pada April 1978 (58 tahun) akibat sakit dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Cikarang Barat.
Pejuang seperti Hasyim Achmad adalah teladan yang menggabungkan semangat nasionalisme, perjuangan bersenjata, politik, dan bisnis untuk kemajuan bangsa.(*)