Cemong Cerita Soal PPP Dari Penurunan Suara Hingga Calon Ketua DPC Kota Bekasi

Redaktur author photo
Bendahara DPW PPP Jabar, M Said (tengah)
inijabar.com, Bandung- Bendahara Partai Persatuan Pembangunan (PPP)  Jawa Barat Muhammad Said membenarkan penurunan suara partainya di Pileg lalu karena tertangkapnya mantan Ketua Umum PPP Romahurmuzy yang dinilainya sangat politis menjelang Pemilu 2019.

Sejumlah permasalahan baik internal dan eksternal  memiliki dampak pada partai berlambang Kabah tersebut, baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Wilayah.

“Menurunnya suara partai, ada beberapa yang faktor menjadi sebab musabab. Pertama, agenda Pemilu beberengan dengan Pilpres, itu sangat berpengaruh. Belum lagi, bersamaan dengan menjelang pemilu, ketua umum ada musibah KPK,” katanya. Rabu (22/12020).

Hal tersebut, kata lelaki yang akrab disapa Cemong itu, menjadi indikasi penurunan suara partai di tingkat Nasional.

“Bukan hanya kota Bekasi saja. Dan saya berpesan, agar adanya musibah itu, harus memberikan cambuk bagi partai untuk partai kedepan,” imbuhnya.

Semua persoalan, kata dia, sudah dirangkum dan akan dibahas di tiap agenda partai.

“Kita ada Mukhtamar untuk memilih ketua umum yang baru dan saat ini masih dalam pembahasan. Biasanya kalau setelah Muhtamar selanjutanya ada Muswil (Musyawarah Wilayah) setelah muswil tiga bulan selanjutnya ada muscab. Itu menjadi bagian untuk bagaimana, partai bisa meningkatkan kembali Raihan suara,” tandasnya.

Terkait siapapun calon ketua DPC PPP kota Bekasi yang terpenting bisa membesarkan partai.

"Mau Sholihin, Sanwani atau Bambang yang maju menjadi ketua DPC PPP yang terpenting bisa memajukan partai dan dapat diterima oleh semua kader PPP kota Bekasi" tutup cemong.(mad)
Share:
Komentar

Berita Terkini