Wali Kota Bekasi Luruskan Pemberitaan Soal Data 24 Meninggal Terkena Corona

Redaktur author photo
inijabar.com, Kota Bekasi- Terkait pernyataan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang dimuat di media soal jumlah meninggal 24 orang  positif covid 19. Disebutnya sebagai salah kutip. Menurut dia yang meninggal dengan surat meninggal dari RS atau RSUD belum ada sebanyak 24 orang.

"Kemarin itu dikutip salah, yang benar adalah sudah ada berdasarkan laporan UPT Pemakaman sebanyak 24 orang meninggal dinyatakan dengan penyakit khusus dan dengan SOP Pemakaman Pemularasan. Hasil litbangkes menyatakan P+ dan daptar nya belum,"ujarnya. Kamis (2/4/2020).

Sementara itu, Sekretaris Komisi IV, DPRD Kota Bekasi Hj Evi Mafriningsianti mengaku setelah membaca berita dari media online cnnindonesia.com soal pernyataan Wali Kota Bekasi yang menyebut 24 meninggal tepapar covid 19. Dirinya langsung meminta klarifikasi dengan pihak Dinas Kesehatan yakni dr Fikri Firdaus.

"Yang positif 1 bu yang 23 itu PDP belum terkonfirmasi,"ucapnya menirukan jawaban dr Fikri.

Politisi asal PAN ini mendesak Pemkot Bekasi mempublish jumlah pasti yang ikut rapid tes di GOR Patriot Chandrabaga beberapa waktu lalu dan hasil nya juga dipublish.

"Iya ini kan jadi simpang siur informasinya. Makanya kami minta jumlah data yang kemarin ikut rapid tes dipublish termasuk hasilnya juga dibuka agar masyarakat aware terhadap lingkungannya. Kalau sekarang kan masyarakat bergerak tidak berbasis data tapi asumsi sehingga mereka mengambil sikap masing-masing dengan cara misalnya mengunci lingkungannya. Nah ini yang kita desak agar Pemkot Bekasi transparan soal data Covid 19 kepada publik,"tuturnya.

Selain itu, Hj.Evi juga menyinggung soal tidak dimaksimalkanya kinerja Tim Gugus Tugas Antisipasi Covid 19. Padahal harusnya informasi dan data dari tim yang dibentuk pemkot ini.

"Jadi masih sentralistik soal informasi penanganan covid 19 pada walikota. Saya berharap penanganan Covid 19 ini lebih memberikan porsi kepada Tim Gugus Tugas Covid 19. Perlu diingat bahwa ini bukan aib tapi bencana. Makanya data nya harus dipublish yang sebenarnya"harapnya


Share:
Komentar

Berita Terkini