BPBD Kab Bekasi Sebut Tak Ada Korban Banjir, Aktifis Bilang Itu Bohong

Redaktur author photo




inijabar.com, Kabupaten Bekasi- Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Jumat (19/2/2021) hingga Sabtu (20/2/2021). Akibatnya, sebagian besar wilayah kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir dan beberapa tanggul yang jebol yang tidak kuat menahan tingginnya debit air.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi telah merilis Laporan Bencana Banjir yang terupdate sekitar 19 Kecamatan, 62 Desa, 134 Titik Banjir, 1 Tanah Longsor 27,928 Kartu Keluarga pada Minggu (21/2/2021).


Menurut Jaelani Nurseha selaku Koordinator Mahamuda Bekasi Bidang Kemanusiaan, sangat menyayangkan dari hasil Laporan tersebut jumlah korban jiwa luput dari pendataan Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi.


“Hasil laporan dari Pusdalops-PB korban jiwa Nihil, Saya menduga laporan tersebut tidak sesuai fakta lapangan, pada hari Sabtu (20/2/2021) info yang saya dapat ada warga kampung pacing desa Kedung Waringin telah meninggal dunia akibat tersetrum aliran listrik yang ada di dalam rumah,” Papar Jay sapaan akrabnya. Senin (22/2/2021).


Selain itu masih kata Jay, ada juga yang terbawa arus pada saat Perahu evakuasi korban banjir di kampung Bengek Desa Simpangan, Kecamatan Cikarang utara, Kabupaten Bekasi, mengalami insiden terbalik akibat terseret derasnya air, dua orang yang terdiri dari seorang Ibu bersama anaknya usia 4 tahun hilang terseret arus banjir, Korban berinisial “H” (25) serta putranya “M” (4) namun pada hari Minggu (21/02/2021) “M” ditemukan dalam kondisi meninggal di sekitar SDN Simpangan 06, dan “H” ibunya, infonya belum diketemukan sampai dengan saat ini.


“Diduga hasil laporan yang dibuat oleh BPBD itu pembohongan publik, orang jelas-jelas itu ada korbannya malah di bilang nihil didalam laporannya,” tegas Jaelani.


Tambah Jay, seharusnya laporan yang dibuat oleh BPBD tersebut harus sesuai dengan fakta di lapangan, karena hasil dari laporan tersebut akan di bawa untuk menjadi bahan evaluasi pasca bencana.


” Saya pinta BPBD tidak boleh melaporkan data sembarangan dan melakukan pembohongan publik, adanya korban jiwa dalam sebuah kejadian bencana, adalah salah satu indikator penetapan status keadaan darurat sebuah bencana di suatu wilayah,” pungkas Jay.


Lanjut Jay, bagaimana bisa mencari, menolong, atau menyelamatkan korban banjir, sedangkan untuk data yang dilaporkan saja tidak valid,” Tegasnya


Kepala BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln ketika dikonfirmasi via WhatsApp mengatakan mengenai hasil laporan yang tidak sesuai dengan realita.


"Saya kira tidak perlu saya tanggapi bang, Karena kami juga perlu kritikan dan masukan utk perbaikan kinerja," tutupnya.(mam)

Share:
Komentar

Berita Terkini