Penyandang Difable Ini Tetap Semangat Usaha Gerabah Di tengah Pandemi

Redaktur author photo




inijabar.com. Ciamis- Raswan (47) atau yang biasa dipanggil Wawan, seorang pengrajin gerabah atau alat-alat dapur.  Dalam pengerjaannya  dari anyaman bambu, di Dusun tanjung, RT/RW 28/05, Desa Tanjungsari, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis memiliki ketekunan meskipun ia memiliki kekurangan di kakinya.


Raswan  memiliki ketekunan meskipun ia memiliki kekurangan di kakinya sejak lahir, sehingga ia harus berjalan tidak normal dan harus menggunakan tongkat.


Saat media online  mendatangi kediaman dia di rumahnya pada hari Rabu, (21/4/2021). Ia mengatakan, kekurangan harus dimanfaatkan menjadi suatu kelebihan. ia kerjakan sendiri. Mulai dari menebang bambu, memotong, menganyam sampai penjualan.


Raswan mengatakan, semua pengerjaannya tanpa dibantu orang lain, dan pembuatan gerabah ini sudah dimulai sejak tahun 1990.


"Saya tidak punya anak istri, saya di sini tinggal bersama orang tua saya, dan tidak pernah mengandalkan bantuan orang lain dalam pekerjaan ini," ujar Raswan


Untuk penjualan saat Covid-19 ini, lanjut Raswan, masih lancar, masih sering menerima pesanan.


"Pembeli biasanya datang langsung, apalagi orang-orang kampung di sini sudah pada tahu. Dan untuk hasil tidak menentu, kadang ada yang pesan banyak, kadang sedikit, jadi pendapatan dalam sebulan kisaran Rp. 500.000," ungkapnya


Harga satuannya, kata Raswan, untuk Nyiru / alat menampi beras, Rp. 30.000, Bakul ada yang 20.000 - 30.000, dan Sair Bambu harganya 30.000,.


"Untuk modalnya, itu hasil saya sendiri tanpa ada bantuan pemerintah," pungkasnya.


Wawan cacat di kakinya sejak lahir, sehingga ia harus berjalan tidak normal dan harus menggunakan tongkat.(edo)





Share:
Komentar

Berita Terkini