Soal BPNT, Harusnya Dinsos Ciamis Bentuk PPL Tiap Desa Satu Orang

Redaktur author photo




inijabar.com, Ciamis - Penanggung Jawab  salah satu penggilingan beras yang di kategorikan bandar atau pengepul besar Mitra Desa Pamarican (MDP) Taryana mengatakan, syarat khusus beras yang dikategorikan premium itu ada beberapa macam syaratnya. Meskipun di dalam Pedum (Pedoman Umum) tidak disebutkan bahwa harus beras premium, namun  harus beras kualitas terbaik.


"Kan para APH dan Tikor selalu menanyakan terkait kualitas beras. Beberapa waktu lalu banyak pengusaha yang dipanggil Polda Jabar serta sampel berasnya pun diperiksa," ungkap Taryana saat ditemui di Gudang Penggilingan beras MDP di Pamarican Kabupaten Ciamis Jum'at (2/4/2021).


Ia menambahkan, kategori premium itu sangat susah. Dari mulai segi patahan serta tingkat kadar air maksimal 14 persen. Kadar air ini kata ia ditentukan dari jumlah kandungan air di dalam butir beras. 


"Sementara petani di kita karena kurangnya edukasi jadi tidak faham betul. Sangat jarang ada petani yang menjemur padi nya benar-benar kering. Selain itu dari segi kebersihan gabahnya tidak diperhatikan, kalau dulu kan suka ditapi, sekarang kan jarang," paparnya.


Lebih lanjut kata dia, peran serta pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini Dinas Pertanian yang menunjuk petugas ditiap kecamatan.


"PPL hanya satu orang untuk satu kecamatan, sementara yang harus diedukasi itu banyak. Seyogyanya Dinsos Ciamis harusnya membentuk PPL tiap Desa satu orang, jadi para petani dapat dilayani dengan baik dari segi pupuknya maupun dalam mutu bertaninya," katanya.


Selain dalam hal kualitas kendala lainnya adalah dari segi penyaluran dalam hal ini keabsahan e-waroeng di Ciamis. Masih banyak e-waroeng yang bukan merupakan warung yang bekerjasama dengan Bank Mandiri yang sudah jelas ada persyaratan bagi e-waroeng itu sendiri.


Anggota DPRD Ciamis yang mengadakan Pansus bagi BPNT yang hingga melakukan study banding ke Kulon Progo dan Purworejo demi mendapat formula terbaik dalam hal pengawasan dan penyaluran.


MDP sendiri dari data yang ditunjukan oleh tim marketinhnya telah menyalurkan sebanyak 130 sampai 150 ton beras per bulan untuk program BPNT. Sebagian beras berasal dari petani dan pengusaha lokal.


"Ya itulah kenyataannya jadi banyak Wasit yang ingin jadi pemain. Saya benar-benar tidak mengerti kondisi ini,"tandasnya.


Masih banyak petani dan pengusaha penggilingan beras yang mengeluh dikarenakan harga gabah menurun. Dan pengusaha beras yang kesulitan memasarkan berasnya, terutama hal itu dirasakan oleh para pedagang-pedagang kecil. Padahal di Program BPNT para pedagang dapat menerima harga dengan sangat baik lantaran e-waroeng dapat menjual dengan harga eceran tertinggi.(edo)

Share:
Komentar

Berita Terkini