Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis Menyebut Gedor Waruga Sebuah Komitmen Budidaya Ayam dan Ikan Yang Baik

Redaktur author photo




inijabar.com, Ciamis- Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Ciamis Syarief Nurhidayat  menyatakan, Gedor Waruga (Gerakan Ngadorong Warga Hirup Gaya Sehat) merupakan gerakan komitmen bersama berbagai unsur dalam mensosialisasikan cara budidaya ayam dan ikan yang baik. 


Hal ini, kata dia, dilakukan untuk mendorong warga agar membudayakan hidup gaya sehat dalam rangka penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat di Kabupaten Ciamis.


“Strategi Gedor Waruga ini dilakukan dengan kolaborasi bersama beberapa instansi terkait Pemkab Ciamis, badan dunia, nasional atau asosiasi lokal, peternak, pembudidaya ikan perusahaan obat hewan, perusahaan kemitraan, akademisi dan balai atau laboratorium,” jelasnya saat mengisi acara Forum Group Discusion (FGD), Senin (16/8/2021).


“Strategi ini juga sebagai upaya sinergitas peran semua pihak terkait dalam mendukung produk hukum (instruksi bupati) serta komitmen bersama mendorong pelaksanaan cara budidaya ayam dan ikan yang baik,” papar Syarief.


Ia menerangkan, dalam pelaksanaanya aksi Gedor Waruga yang dilaksanakan oleh Disnakkan Kabupaten Ciamis. Pada tahapannya penerapan strategi tersebut dimulai dengan koordinasi berbagai pihak, menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD). Selanjutnya penerbitan Instruksi Bupati dan pedoman cara budidaya ayam dan ikan yang baik, terakhir dilakukan dengan Aksi Gedor waruga berupa sosialisasi/kampanye cara budidaya ayam dan ikan yang baik.


“Semoga dilaksanakan Strategi Gedor Waruga ini bisa menunjang tercapainya penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat,” ujar Syarief.


Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis H Tatang mengatakan, strategi “gedor waruga” merupakan kolaborasi bersama semua pihak terkait dalam penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat. Sehingga dapat terwujud ternak, ikan sehat, lingkungan sehat dan masyarakat sehat.


Hal ini menjawab permasalahan terkait permasalahan di tingkat hulu yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Permasalahan tersebut diantaranya pada pembudidaya ikan yang masih banyak terdapat kondisi dimana kotoran (tinja) manusia dialirkan ke kolam ikan konsumsi. Selain itu, kondisi kandang ayam diatas kolam  yang belum memenuhi persyaratan dan  adanya hasil laboratorium positif residu antibiotik pada sampel telur ayam, daging ayam, dimana memiliki potensi timbulnya kasus amr (antimicrobial resistance). 


“Bahaya amr telah dianggap sama dengan bahaya serangan teroris, pandemic influenza, pemanasan global, gunung meletus dan bencana alam. Karena jika tidak ada upaya pengendalian, tahun 2050 diperkirakan AMR menjadi pembunuh nomor 1 di dunia, dengan angka kematian mencapai 10 juta jiwa/tahun,” paparnya.


Tatang berharap, dengan adanya strategi Gedor Waruga mampu melahirkan solusi dalam mewujudkan tercapainya penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat,” tutupnya.(edo)

Share:
Komentar

Berita Terkini