Inijabar.com, Kota Tasikmalaya- Bakal calon Rektor Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya dalam Pemilihan Rektor tahun 2022, Prof. Muradi, berjanji bakal menjalin kerja sama dengan pondok pesantren dinilai sebagai ide bagus.
Hal itu untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) santri dan ajengan di pondok pesantren. Terlepas sebelumnya bahwa ruang bangku kuliah bisa diisi oleh siapa pun, tetapi setelah gagasan Muradi ini muncul, semangat dan percaya diri santri di pondok pesantren meningkat setelah sebelumnya animo santri untuk kuliah di fakultas umum memiliki rekor yang rendah.
Hal itu dikemukakan salah seorang Pengasuh Pondok Pesantren Alhikmah Mugarsari Kota Tasikmalaya H. Ricky Assegaf.
Menurut dia, ketika maraknya kejahatan atas nama ilmu pengetahuan maka ini merupakan kesalahan terbesar santri karena para santri tidak memiliki kompetensi keilmuan umum.
"Dengan demikian, gagasan Prof. Muradi ini menjadi spirit baru bagi para santri untuk lebih meningkatkan kualitas SDM-nya serta menjadi bagian penting sebagai agen perubahan peradaban," kata Ricky, Rabu (5/1/ 2022)
Ricky menyebutkan, gagasan hebat ini akan sangat membahagiakan bagi para santri dan ajengan khususnya di Kota Tasikmalaya. Muradi menyampaikan hal itu saat berdiskusi dengan santri di Pondok Pesantren Alhikmah Mugarsari belum lama ini.
Menurut Ricky, kamun santri adalah elemen kinetik bagi perkembangan peradaban hari ini. Sejak dulu sebelum merdeka peran serta santri dalam membangun peradaban telah tercatat sejarah.
"Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat maka santri dituntut untuk memiliki kecakapan yang generalis, mentransformasikan nilai-nilai kesantrian dalam segala hal yang strategis," ujarnya.
Ricky menyebutkan, para santri harus mengambil bagian dari Lembaga Pendidikan Tinggi Umum, dengan harapan cakap secara ilmu agama juga cakap secara ilmu umum.
"Kalau santri biasa sorogan Ilmu nahwu, Ilmu Tafsir, Ilmu Fiqih, Ilmu Tasawuf, dan lain-lain kepada kyainya, nah kalau 'sorogan' Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, Ilmu Pertanian, Teknologi, dan lain lain y aharus ke Unsil," ujarnya.
Ditambahkan dia, santri tidak mesti harus mejadi ajengan atau ustad, namun santri harus mampu mentransformasikan dirinya menjadi ahli ekonomi, ahli politik maupun ahli teknologi, supaya perkembangan Ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan syariat Islam.(aaf)