YPJ dan STPI Gelar Pelatihan bagi Editor Lokal Strategi Pemberitaan TBC di Media

Redaktur author photo





inijabar.com, Kota Bandung- Yayasan Pesona Jakarta (YPJ) bersama Program Manager Stop TB Partnership Indonesia (STPI), mengadakan pelatihan menulis untuk para editor media massa mengenai strategi pemberitaan TBC. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari, mulai Kami (19/5/2022) sampai Sabtu (21/5/2022) di Hotel Hemangini, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung.


Erik, perwakilan dari Yayasan Pesona Jakarta mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu strategi membangun kesadaran publik untuk penanggulangan TBC melalui media massa.


Selain itu, kegiatan tersebut juga untuk meningkatkan kapasitas jurnalis dalam menulis pemberitaan terkait TBC.


“Kita berharap, melalui kegiatan ini bisa meningkatkan kapasitas jurnalis dalam menulis pemberitaan terkait TBC,” ujarnya.


Yang menarik dari keseluruhan materi acara yakni dihadirkannya di sesi terakhir panitia memberi materi soal Dana Desa dan Penanganan TBC dengan menghadirkan narasumber dari pemerintahan desa Mukapayung Kecamatan Cililitan Kabupaten Bandung yang mengalokasikan anggaran Dana Desa untuk penanganan TBC


Mengaku diperintah Kepala Desa nya yang tidak bisa hadir. Sekretaris Desa Mukapayung Kecamatan Cililitan Kabupaten Bandung Barat Nandar Hidayat menceritakan pengalaman di desa nya yang menggunakan Dana Desa untuk penanganan TBC.


Dirinya menyebut melalui musyawarah desa membahas RPJMDES Desa Mukapayung 2017-2023. Menganggarkan penanganan TBC  dari hasil musyawarah desa diusulkan  dan merumuskan pengalokasian anggaran desa.


Untuk anggaran penanganan TBC senidiri, kata dia, ada sub bidang kesehatan di bawah bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa. 


Akhirnya, sambung Nandar, dianggarkan untuk honor/insentif untuk Kader TBC, dan transport untuk pengambikan suspek (dahak). 


Dia menjelaskan, di desa tersebut ada 20 RW, jumlah penduduk sebanyak 13.013 orang.


 "Di desa kami, kader TBC hanya 5. Kami hanya memfasilitasi apa yang kurang di Puskesmas. Karena di Puskesmas juga ada anggaran APBD jangan sampai double anggaran. Makanya kita sering berkomunikasi dengan pihak Puskesmas,"tuturnya.


"Peningkatan kapasitas kader kesehatan masyarakat (Posyandu, TB, KPM, Sub KB. Semua kader TBC semuanya wanita. Lelaki tak ada yang mau. Minimal kader Posyandu tahu gejala TBC, semakin banyak yang tahu kan bagus bisa ditracing. Kendala kita warga sangat tertutup jika didatangi malu. Selain itu soal transportasi juga. Karena jarak antara satu rumah dengan rumah lain cukup jauh,"pungkasnya.(*)



Share:
Komentar

Berita Terkini