![]() |
Massa yang mengatasnamakan Pemuda dan Mahasiswa Patriot Menggugat menggelar aksi di depan Pemkot Bekasi mengkritik keberadaan BUMD. |
inijabar.com, Kota Bekasi - Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Pemuda dan Mahasiswa Patriot Menggugat, mendatangi Pemkot Bekasi, Rabu (26/10/2022).
Kedatangan puluhan mahasiswa tersebut menyerukan aksi untuk melakukan evaluasi terhadap keberadaan BUMD Kota Bekasi PDMP tidak efektif.
Koordinator Aksi, Ilham menuturkan, di Kota Bekasi sendiri terdapat 6 BUMD, yaitu PD Migas Kota Bekasi, Perumda Tirta Patriot, PDAM Tirta Bhagasasi, PT. sinergi Patriot dan Entitas Anak (Perseroda), PT. BPRS Patriot Kota Bekasi (Perseroda) dan PD. mitra Patriot.
Ilham mengatakan, dengan adanya beragam BUMD tersebut, diharapkan mampu memberikan kontribusi secara maksimal dalam peningkatan perekonomian Kota Bekasi.
"Namun, pada kenyataannya kontribusi BUMD di Kota Bekasi belum mampu berjalan secara optimal," kritik Ilham.
[cut]
Sambung dia, BUMD yang seharusnya menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), belum menjadikan suatu daerah mandiri secara fiskal.
"Faktanya, perekonomian daerah masih bergantung pada dana transfer dari Pemerintah Pusat," jelasnya.
Dijelaskannya, untuk mengemban amanat dari UU Pemda, Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) menjadi salah satu contoh dari belum berjalannya secara optimal tata pengelaan BUMD oleh Pemerintah Kota Bekasi.
"Hal ini berbanding lurus dengan ketidakmampuan PDMP dalam melaksanakan amanat dan tujuan berdirinya BUMD seperti yang dijelaskan oleh tujuan didirikannya BUMD pada PP No.54 Tahun 2017," tegasnya.
[cut]
PDMP sendiri mendapatkan total penyertaan modal secara tunai dan non tunai hingga tahun 2021 berjumlah Rp31.807.977.00 miliar. Namun, pada implementasinya dengan penyerapan total modal yang besar tersebut, tidak dapat dimaksimalkan secara efektif oleh PD. mitra Patriot dalam pengelolaan pengembangan usaha oleh perusahaan.
"Dari tahun ke tahun, PD. Mitra Patriot selalu mengalami kerugian dalam keberlangsungan perusahaannya," tegas Ilham.
Selain itu, kata dia, bus Transpatriot yang saat ini masih beroperasi di Kota Bekasi, tidak efektif untuk menjadi pilihan transportasi untuk menunjang mobilitas masyarakat di Kota Bekasi. Minimnya informasi mengenai bus Transpatriot salah satunya informasi tentang track rute yang diketahui oleh umum, informasi tarif dan ketersediaan halte, menjadi alasan minimnya minat masyarakat untuk menggunakan Transpatriot sebagai transportasi pilihan.
[cut]
"Dengan demikian, Transpatriot bukanlah solusi, namun hanya akan menjadi beban yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian biaya operasional. Jika dipertahankan seperti ini, tidak menutup kemungkinan PD. Mitra Patriot hanya akan menjadi Benalu di Kota Bekasi. Karena pada tahun 2020, PD. Mitra Patriot mengalami kerugian lebih dari Rp3,3 miliar dan tahun 2021 PD. Mitra Patriot kembali mengalami kerugian lebih dari Rp2,8 miliar," ungkapnya.
Ia bahkan menyayangkan penyertaan modal yang begitu besar tidak mampu dimaksimalkan oleh PD. Mitra Patriot. Padahal, dengan angka yang begitu fantastis, lebih efektif dan efisien serta lebih tepat jika dialihkan untuk kebutuhan yang lebih bermanfaat bagi Kota Bekasi, seperti untuk mengatasi kesenjangan sosial dan menekan angka kemiskinan di Kota Bekasi dan lain sebagainya.
Untuk itu, kedatangan para Pemuda dan Mahasiswa Patriot Menggugat menyuarakan aspirasinya berupa memberikan dukungan agar Pemkot Bekasi melakukan evaluasi menyeluruh kepada BUMD di Kota Bekasi, mendesak Pemkot Bekasi untuk menutup atau membubarkan BUMD yang tidak berkontribusi secara efektif memaksimalkan PAD dan berpotensi dapat merugikan Kota Bekasi serta mendesak Pemkot Bekasi untuk mengevaluasi atau menutup PD. Mitra Patriot karena terindikasi tidak mampu mengkapitalisasi sumber daya daerah Kota Bekasi.
"Kedatangan kami membawa sejumlah tuntutan agar hal tersebut bisa menjadi perhatian Pemkot Bekasi,"tandasnya.(giri)