inijabar.com, Kota Bandung- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menetapkan kasus Chiki Ngebul dengan status darurat medis sejalan dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dari Kementerian Kesehatan, dan pengawasan terhadap kasus Chiki Ngebul pun ditingkatkan.
Untuk itulah Dinkes Provinsi Jawa Barat menyiapkan surat edaran khusus kepada Dinkes Kabupaten/kota.
"Dinkes Provinsi Jabar menyiapkan surat edaran khusus ke Dinkes kabupaten/kota mengenai kewaspadaan makanan dengan nitrogen,"ujar Plt. Kepala Dinkes Jabar Nina Susana dalam keterangan tertulis Diskominfo Jawa Barat, Sabtu, (14/1/2023).
Surat edaran itu seiring kasus keracunan Chikbul di Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Bekasi.
[cut]
Nina Susana menyebut, di Kabupaten Tasikmalaya ada 24 anak mengonsumsi Chikbul pada periode yang sama, tujuh anak bergejala.
Enam anak sudah diobervasi Puskesmas dan sudah pulang kembali ke rumah. Sedangkan satu anak sempat dirawat di RS SMC Tasik tapi juga sudah pulang ke rumah.
Sementara kasus di Kota Bekasi, dari empat anak yang mengonsumsi Chikbul, satu orang bergejala hingga harus dioperasi di RS Haji Jakarta Timur.
Atas kasus tersebut, Dinkes Jabar juga telah berupaya menanggulangi keracunan makanan Chikbul di Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Bekasi.
[cut]
Langkah yang telah dilakukan, yakni melanjutkan informasi surat edaran kewaspadaan dari Kemenkes ke Dinkes kabupaten/kota.
Dinkes juga telah melakukan penyelidikan epidemiologi kasus yang dilaporkan tersebut dan memantau terus perkembangan kasus dan kemungkinan besar bisa bertambah jumlahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Provinsi Jawa Barat, dr Ryan Bayusantika, mengatakan kemungkinan ada sisa nitrogen cair terminum sehingga menyebabkan anak-anak keracunan.
Saat ini, Dinkes di tingkat Kabupaten/kota masih mengkaji kemungkinan larangan peredaran makanan berbahan nitrogen cair, dan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan kewaspadaan atas konsumsi Chiki Ngebul oleh anak-anak.(*)
