Wacana Penghapusan PR Bagi Siswa SD Ditanggapi Dekan FKIP Unisma 45 Bekasi

Redaktur author photo




inijabar.com, Kota Bekasi - Wacana penghapusan Pekerjaan Rumah atau PR, mendapatkan reaksi beragam dari para orang tua siswa di Kota Bekasi. 


Eny Sulistiawati misalnya. Dirinya mengaku sangat setuju dengan adanya wacana penghapusan PR tersebut. 


Menurut ibu dua orang anak ini, dengan aktivitas siswa di tingkat SMP misalnya, mereka harus mengikuti jam pelajaran mulai dari pagi hari sampai siang dan dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakurikuler, maka pemberian PR ini dirasa kurang tepat karena memangkas waktu istirahat, bermain serta berkumpul siswa tersebut. 


"Saya melihatnya takutnya ada beban psikologis terhadap mereka. Di sekolah sudah mengikuti pelajaran, lalu kegiatan ekskul dan ditambah lagi adanya PR. Mungkin mereka cukup terkuras pikirannya," katanya, Minggu (22/1/2023).

[cut]



Menanggapi hal tersebut,  Dekan FKIP Unisma 45 Bekasi, Yudi Budianti mengatakan, bagi murid di tingkat SD, mereka harus mengejar materi kognitif dikarenakan tingkatan usianya. 


"Jadi, saya lebih setuju jika di tingkat SD ini diberikan tugas yang mengarah kepada pembentukan karakternya, bukan pekerjaan rumah atau PR," tegas Yudi. 


Terkait tugas tersebut, Yudi pun mencontohkan, misalkan saja murid SD ini menceritakan apa yang sudah mereka lakukan atau kerjakan atau mengarahkan kepada kegiatan literasi atau membaca buku bacaan yang disesuaikan dengan tingkatan usianya. 


"Yang perlu diingat disini, tugas para pendidik di tingkat SD itu memberikan atau menumbuhkan kesukaan murid terhadap minat belajar, mencintai belajar," terangnya.

[cut]


Yudi pun mengingatkan, materi yang diberikan kepada murid SD tersebut seharusnya sudah selesai saat mereka belajar di dalam kelas atau sekolah. 


"Ketika ada PR yang dibebankan kepada mereka, maka harus diingat apakah hal ini bisa berdampak kepada tingkat stress anak atau pun orang tua," paparnya. 


Terkait siswa di tingkat SMP, SMA maupun SMK, ada kebutuhan untuk melatih apa yang sudah diajarkan sebelumnya di sekolah. 


Maka dari itu, pemberian PR bagi mereka merupakan sebuah kebutuhan bagi mereka, bukan lagi menjadi beban.


"PR yang diberikan kepada siswa di tingkat SMP, SMA, SMK menjadi sebuah kebutuhan bukan menjadi beban, berbeda dengan murid SD dan saya lebih setuju pemberian tugas bukan PR," tutur Yudi. 

[cut]


"Jadi, pemberian PR bagi siswa SMP dan sebagainya, sangat perlu bagi mereka dalam hal mengulang serta mengingat kembali pelajaran sebelumnya," sambungnya.(giri)

Share:
Komentar

Berita Terkini