![]() |
Ilustrasi |
inijabar.com, Kota Bekasi - Permasalahan pinjol ilegal yang mengakibatkan warga memilih mengakhiri hidupnya bahkan melakukan aksi kriminal untuk melunasi hutang-hutangnya, disoroti secara khusus oleh Pengamat Perbankan, Dr. Husnul Khatimah.
Ia pun mengatakan, warga yang terjerat pinjol biasanya karena belum memiliki pemahaman terkait literasi keuangan yang baik. Masyarakat yang literasi keuangannya rendah hanya menggunakan uangnya untuk kepentingan konsumsi, dan mengabaikan kepentingan masa depan.
"Mereka ada yang hidup boros dan terbawa kehidupan konsumtif karena ingin mengejar status, seperti role modelnya, misal artis atau mereka yang hidup berkecukupan. Pada akhirnya untuk menutupi kekurangan budget mereka mengambil jalan pintas dengan meminjam secara online," ungkapnya, Senin (14/8/2023).
Dijelaskannya, pinjaman online memiliki syarat yang mudah dan cepat cairnya, berbeda dengan bank atau lembaga pembiayaan lainnya yang membutuhkan waktu untuk verifikasi lapangan, cek data nasabah dan sebagianya.
[cut]
"Karena latar belakang tersebut, dengan demikian pinjol dianggap bisa mengatasi masalah dengan cepat," paparnya.
Untuk itu, ia pun memberikan langkah antisipasinya berupa harus berani berpikir rasional dan memilah kebutuhan mana yang penting dan tidak penting.
"Harus yakin dengan eksistensi diri itu bukan hanya ditunjukkan dari apa yang kita gunakan namun pada kualitas diri pribadi," jelasnya.
Selain itu, kata dia, membiasakan merasa cukup dengan apa yang dimiliki saat ini. Belajar memilah apa saja yang dimiliki, misal mengkategorikan baju berdasarkan warna, maka akan terlihat bahwa ada beberapa baju yang punya warna yang mirip bahkan sama, namun sering kali dilupakan atau belum terpakai.
Lalu membuat target menabung atau berinvestasi secara periodik agar memiliki aset atau sesuatu yang dapat dijadikan alternatif untuk menghadapi kesulitan dikemudian hari, apakah dengan menjualnya untuk mendapatkan dana untuk mengatasi kesulitan tersebut.
[cut]
"Jika dimungkinkan memulai berinvestasi untuk mengurangi risiko penurunan nilai riil penghasilan akibat adanya risiko salah satunya inflasi di masa yang akan datang," tegasnya.
Ia juga mengatakan, mereka yang terjerat masalah pinjol karena dikejar untuk segera membayar cicilan atau melunasi tunggakan, akan cenderung mencari cara tercepat untuk segera selesai dari masalah tersebut.
Namun, ada yang dengan cara yang salah, bahkan mengambil pinjaman baru dari pihak lain untuk ditalangi, dan ini akan membawa masalah-masalah lain yang lebih berat. Bahkan mencuri, menodong, membunuh untuk menyelesaikan masalahnya.
"Ada pula yang putus asa dengan bunuh diri karena menganggap masalahnya akan selesai selama-lamanya dan tidak lagi dikejar debt colllector. Hal ini terjadi bisa karena banyaknya ancaman dan kata-kata kasar yang kadang dilontarkan secara verbal maupun nonverbal yang mendesak dan mengancam si peminjam dan hal ini mengintimidasi mereka menyelesaikan masalah dengan segera namun dengan cara yang tidak wajar," tuturnya.
[cut]
Sebagai masyarakat sebetulnya ada beragam cara untuk menghindar dari pinjol atau orang kadang menyebutnya lintah darat, yaitu kembali ke pinjaman tolong menolong dengan akad qardhul hasan (pinjaman kebajikan) terutama bagi mereka yang meminjam karena kebutuhan-kebutuhan mendesak, seperti untuk makan, berobat dan biaya sekolah.
Pinjaman dengan cara ini bisa diberikan secara personal dari warga ke warga maupun melalui lembaga pengelola zakat di wilayah masing-masing.
"Peminjam dengan skema ini perlu dipilah sesuai syaratnya dan sumbernya dapat berasal dari zakat, infak maupun sedekah individu ataupun yang dikumpulkan warga di lembaga pengelola zakat," pungkasnya.(giri)