![]() |
Sejumlah warga desa Cikalahang mendatangi kantor desa mempertanyakan dana CSR PDAM Kuningan. |
inijabar.com, Kabupaten Cirebon – Puluhan warga Desa Cikalahang mendatangi Desa Cikalahang mempertanyakan sistem pelayanan, pemerintahan dan dana CSR dari pembangunan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) kepada Kuwu Oom Komarudin di Desa Cikalahang. Kecamatan Dukupuntang. Selasa (22/8/2023).
Selama ini warga Cikalahang menganggap tidak dilayani secara maksimal oleh pemerintah desa Cikalahang yang juga dinilai tidak ada transparansi dan keterbukaan dalam pelaksanaan anggaran dana CSR kepada masyarakat.
Kordinator Aksi Asep Irfa Jazuli menyampaikan, pihaknya minta transparansi dalam roda pemerintahan, karena ada keluhan dari masyarakat blok II, terutama soal sulit sekali mendapatkan pelayanan mobil ambulan.
"Dan pemerintahan desa sudah minta maaf dengan catatan akan diperbaiki kedepannya, ada juga masyarakat yang minta tanda tangan Pak Kuwu selama 5 hari dan sudah minta maaf ya sudah clear,"ujar Asep.
Dia menceritakan, Kuwu Cikalahang sendiri punya mimpi besar ingin menjadikan desa wisata.
"Mau tidak mau harus eksen. Nah hanya sedikit saja yang disayangkan bahwa dalam pelaksanaan di Pejaten itu sedikit salah prosedur, harusnya dirapatkan dulu dengan BPD lalu dihasilkan Perdes pelaksanaan dan sampai SK Kuwunya,"tuturnya.
Yang menjadi kekhawatiran masyarakat Cikalahang, kata dia, di sekitar sumber mata air berada karena kebutuhan PDAM Indramayu itu kebutuhan debitnya 4510 perdetik ini sangat mengerikan sekali
"Saya rasa cukup transparan hanya sosialisasi yang tidak cukup ke masyarakat, dan mereka buka semua dokumennya dengan bukti-buktinya dengan aksen kita sekarang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kuwu Cikalahang Oom Komarudin menuturkan, permasalahan di tengah masyarakat kami tentang menyikapi perjalanan kepemerintahan yang di pimpin oleh saya. Pelayanan, pemerintahan, kebijakan dan cara menggelar anggarannya seperti apa dan bagaimana
Masuknya dana CSR ini darimana, dana CSR ini mungkin saya yang termasuk mengukir sejarah di Cikalahang karena semua dana CSR itu kami selalu memberitahukan di depan warga masyarakat di acara musdes,” ujar Kuwu Cikalahang.
CSR dari PDAM atau CSR dari perusahaan lainnya. Kami selalu mengumumkan, memberitahukan dan selalu mengajak agar warga masyarakat tahu kami pemerintahan desa bila ada dana masuk dari PDAM dan kami umumkan,” jelasnya.
Oom Komarudin mengutarakan, dan gejolak-gejolak seperti ini mungkin wajar di pemerintahan desa karena ini miskomunikasi, ya ketika kami jelaskan mereka tetep seolah-olah kayak tidak mengerti ya wajar karena di kembalikan lagi SDM manusia tidak sama. Jadi intinya ini adalah evaluasi, antara warga masyarakat kami dan kepemerintahan desa.
Dana CSR dari PDAM Kuningan Ini senilai 400 juta dan sebenarnya kami harusnya terima manfaat dari PDAM Kuningan itu di pihak ketigakan dalam pelaksanaan pembangunanny seperti Desa Kaduela. PDAM Kuningan ini patokan seperti Desa Kaduela menerima manfaat rabat beton senilai projeknya 400 juta. Dan kami Cikalahang tidak mau terima manfaat kami mintanya berbentuk uang karena menyangkut sumber mata air masyarakat kami tidak mau punya kelemahan,” bebernya.
"Ketika kami bikin komitmen dengan para pihak PDAM Kuningan, saya mohon kepada PDAM agar jangan mengganggu sumber mata air yang sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat kami yang sehari-hari kami tidak mau tolong itu dicamkan. Terserah PDAM kuningan yang sumber mata air Kuningan alangkah bijaknya cari solusi terbaik agar warga masyarakat kami tidak terhianati dan sumber mata air diambil,” terangnya.
"Dan akhirnya saya tidak punya kelemahan di sini saya minta uang ketika mereka mengingkari janji uang tersebut kita kembalikan saja, kami pemerintahan desa dan seluruh jajaran warga masyarakat Cikalahang tidak punya kelemahan terima CSR dengan catatan mereka telah menghianati dan merusak, diambil sumber mata air kami sampai tidak ada air,” ungkapnya.(if)